Ikhlas untuk siapa ?
Ikhlas adalah suatu derajat yang sulit kita capai, karena
ikhlas berhubungan dengan niat, dan niat berhubungan dengan hati
Bisa jadi sebelum melakukan kita ikhlas, tapi ketika melakukan hilang sudah keikhlasan kita
Bisa jadi sebelum melakukan kita ikhlas, tapi ketika melakukan hilang sudah keikhlasan kita
Bisa jadi juga ketika sudah melakukan ikhlas, tapi beberapa
waktu kemudian bahkan tahun kemudian niat kita berubah maka keikhlasan itu
sudah terkotori.
Memang kita harus belajar memanajemen hati karena kita tahu
bahwa hati kita mudah berbolak-balik.
Penulis pun juga sedang berusaha dalam masalah keikhlasan
ini, hal yang sangat sulit tapi mulia
Sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan
kepada kita suatu dosa :
Ya, Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku
pada agamaMu.
Lalu seorang sahabat berkata,”Ya Rasulullah, kami beriman
kepadamu dan kepada apa yang engkau bawa kepada kami?” Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab,”Ya, karena sesungguhnya seluruh hati manusia di
antara dua jari tangan Allah, dan Allah membolak-balikan hati sekehendakNya. (HR
Ahmad, Hakim dan Tirmidzi)
Sehingga berusahalah menjadi ikhlas, jangan kotori niatmu
dengan keindahan dunia yang fana dan sementara. Allah ta’ala berfirman :
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di
dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia tidak dirugikan. Itulah orang-orang
yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu
apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan. [Hud : 15-16].
Saudara saudariku, perkara niat ini adalah berat karena
orang yang dimasukkan pertama di neraka kelak adalah mereka yang memiliki
amalan super shalih tapi niat mereka tidak benar.
Niat mereka bukan untuk mencari ridho Allah melainkan untuk
kepentingan dunia, oleh karena itu Allah tidak suka dan memasukkan mereka ke
neraka. Naudzubillah
Maka, mulai sekarang dan seterusnya belajarlah untuk ikhlas
dan juga berlajarlah untuk menjaga keikhlasan kita sampai ajal menjemput kita.
Wallahu a’lam bish showab
Sabtu, 6 Ramadhan 1437 H
Akhukum Kharisma Ridho Husodo
@ Gazebo Angin, Universitas Brawijaya
0 komentar:
Posting Komentar