Dunia Ibarat Bayangan
Terkadang kita tidak adil dengan apa yang kita niatkan, apa yang kita kejar dalam kehidupan ini. Kadang kita menginginkan hidup dalam kondisi yang baik, mengejar kekayaan, mengejar ketenaran dan mengejar wanita yang kita cintai.Akan tetapi apakah sudah benar dengan apa yang kita niatkan ?
Apakah pembagian kerja keras dan waktu kita ini sudah seimbang ?
Cobalah tengok kembali waktu yang kita habiskan dalam kehidupan sehari-hari kita. Bandingkan berapa lama waktu duniamu dengan waktu akhiratmu. Bagaimanakah kondisinya? Apakah sudah seimbang sesuai yang kau harapkan?
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang obsesinya adalah akhirat, tujuannya akhirat, niatnya akhirat, cita-citanya akhirat, maka dia mendapatkan tiga perkara: Allah menjadikan kecukupan dalam hatinya, Allah mengumpulkan urusannya, & dunia datang kepada dia dalam keadaan dunia itu hina. Barangsiapa yang obsesinya adalah dunia, tujuannya dunia, niatnya dunia, cita-citanya dunia, maka dia mendapatkan tiga perkara: Allah menjadikan kemelaratan ada di depan matanya, Allah mencerai-beraikan urusannya, & dunia tidak datang kecuali yang ditakdirkan untuk dia saja" [HR At-Tirmidzi]
Saudaraku, jangan sampai waktu untuk menuntut ilmu agama itu adalah waktu sisa-sisa dari keseharian kita. Jadwalkan waktumu dalam kehidupan sehari-hari ini untuk mengikuti majelis ilmu, membaca Al-Quran dan memahaminya, serta amalan shalih lainnya yang dapat menjadi pemberat amalan kita di hari kiamat nanti.
Selain itu, tengok juga dari bagian harta kita yang sudah kita infaqkan untuk jalan Allah azza wa jalla. Buatlah jatah dari harta yang engkau kumpulkan iu untuk membantu saudara-saudara kita, untuk membantu membangun rumah Allah dan untuk dibelanjakan di jalan Allah azza wa jalla. Karena ingatlah sabda dari Rasulullah Shalallhu 'alaihi wasalam
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang hamba berkata, 'Hartaku, hartaku!' Padahal dari hartanya dia hanya mendapatkan tiga perkara yaitu 'Apa yang dimakan lalu ia habis, atau apa yang dipakai lalu ia usang, atau apa yang dia berikan lalu dia menyimpan pahalanya di akhirat'. Selain itu ia adalah lenyap dan (menjadi) barang peninggalannya untuk orang (selainnya)."" [HR Muslim]
Semoga dengan beberapa tulisan yang antum baca diatas, Allah azza wa jalla menambah keimanan dan juga keistiqamahan antum untuk selalu di jalan yang diridhoi Allah yaitu Al Firqatun Najiyah (Jalan golongan yang selamat)
Wallahu a'lam
Malang, 17 Sya'ban 1436H
Akhukum Kharisma Ridho Husodo
0 komentar:
Posting Komentar