Merekalah, yang berada di shaf terdepan dalam Islam
Mencintai Sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam merupakan hal yang wajib dilakukan setiap mukmin.
Allah melihat ke hati para hamba. Sebagaimana Allah memilih
siapa yang terbaik hatinya untuk menjadi Rasul dan siapa yang terbaik
hatinya untuk menjadi para Sahabat Rasul. Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu
menyatakan:
Sesungguhnya Allah melihat pada hati para hamba. Kemudian Dia mendapati hati Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah hati terbaik di antara hambaNya. Maka Allah pilih untuk DiriNya, Allah utus beliau dengan risalahNya. Kemudian Allah melihat pada hati para hamba (yang lain) setelah hati (Nabi) Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Allah mendapati hati para Sahabatnya adalah sebaik-baik hati para hambaNya. Maka Allah jadikan mereka sebagai menteri (penolong) Nabinya, yang berperang di atas agamaNya. Maka apa yang dilihat oleh kaum muslimin (para Sahabat Nabi) sebagai kebaikan, maka itu adalah kebaikan di sisi Allah, dan apa yang mereka lihat sebagai keburukan, maka itu buruk di sisi Allah (H.R Ahmad no 3600, alBazzar no 1816 dihasankan oleh Syaikh al-Albany)
Sesungguhnya Allah melihat pada hati para hamba. Kemudian Dia mendapati hati Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah hati terbaik di antara hambaNya. Maka Allah pilih untuk DiriNya, Allah utus beliau dengan risalahNya. Kemudian Allah melihat pada hati para hamba (yang lain) setelah hati (Nabi) Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Allah mendapati hati para Sahabatnya adalah sebaik-baik hati para hambaNya. Maka Allah jadikan mereka sebagai menteri (penolong) Nabinya, yang berperang di atas agamaNya. Maka apa yang dilihat oleh kaum muslimin (para Sahabat Nabi) sebagai kebaikan, maka itu adalah kebaikan di sisi Allah, dan apa yang mereka lihat sebagai keburukan, maka itu buruk di sisi Allah (H.R Ahmad no 3600, alBazzar no 1816 dihasankan oleh Syaikh al-Albany)
Hal ini menunjukkan, Allah memilih para Sahabat sebagai
teman perjuangan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang sah di
dunia. Sahabat bukan semata pilihan Rasulullah, tapi Allah lah yang
memilih demikian. Dalam memberi amanah suatu risalah terhadap Rasull
artinya Allah tidaklah memilihkan kepada Nabi-Nya kecuali agama yang
paling sempurna, dan Allah tidaklah memilihkan sahabat kecuali mereka
lah orang yang terbaik.
Mereka lah manusia-manusia yang paling jernih hatinya, paling bertaqwa setelah Rasulullah. Makanya Allah juga memuji para sahabat dan memberikan rahmat kepada mereka. Dalam surat At-Taubah, Allah ridho kepada mereka, dan mereka ridho kepada-Nya. Allah berfirman :
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan mereka pun ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (Q.S. At-Taubah [9]: 100)
Allah juga telah mengabarkan juga bahwa memberi kabar
gembira berupa surga untuk sahabat dan mereka dijamin surga di dalamnya.
Allah ridho terhadap mereka sahabat yg membaiat Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam di bawah pohon, yg dikenal dengan Baiatul
Ridwan. Semua yg hadir dalam baiat itu dijamin masuk surga. Yang ikut
dalam baiatul ridwan adalah sahabat-sahabat pilihan. Oleh karena itu
Allah meridhoi mereka dan menurunkan sakinah (ketenangan di hati
mereka). Itu yang diturunkan kepada hati para sahabatnya. Para sahabat
dipuji di dalam surat Al Fath. Allah berfirman :
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang kepada sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar." (Q.S. Al-Fath [48]: 29)
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang kepada sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar." (Q.S. Al-Fath [48]: 29)
Ayat-ayat tersebut merupakan contoh-contoh sanjungan dan
pujian Allah serta Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kepada para
sahabat secara umum. Selain itu, dalam ayat tersebut disebutkan sifat
sahabat antara lain adalah saling kasih sayang, ahli shalat, sangat
tegas terhadap orang kafir dan wajah mereka bercahaya (karena mereka
ahli shalat, ahli sedekah dan amalan amalan luar biasa yang lain). Dan
Allah telah menjadikan bagi mereka yang berimna dan beramal shaleh
berupa ampunan. Sifat sahabat juga adalah ahli ibadah zahir dan batin,
saling kasih sayang sesama muslim. Sangat tegas terhadap musuh-musuh
Allah dan Rasul-Nya. Allah telah menjajikan mereka dengan surga. Ayat
ini menunjukkan sahabat Nabi, yang intinya dari ayat-ayat tersebut
adalah Allah ridho terhadap sahabat serta cinta, menerima keimanan,
memberikan sakinah kepada mereka dan mereka adalah ahli ibadah, ahli
rahmat dan di hati mereka ada ketegasan terhadap musuh-musuh Allah.
Sehingga tidak ada kumpulan manusia terbaik setelah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang lebih baik dan lebih
bertaqwa kecuali kumpulan murid-murid Rasulullah yaitu para sahabat.
Oleh karena itu, sahabat rasul adalah batu ujian, siapa yg mencintai
sahabat adalah mukmin dan siapa yg benci sahabat adalah benci islam.
Barang siapa yang cinta Allah, Rasul, Al-Quran,Islam maka
akan cinta sahabat rasul. Dan barang siapa yang benci sahabat maka dia
membenci islam, Al-Quran, Rasul dan Allah.
Karena tidak mungkin berkumpul rasa cinta islam dengan benci kepada sahabat. Karena antara Allah,Rasul, Al-Quran, Islam dan para sahabat terdapat sinergisme dan saling terkait.
Karena tidak mungkin berkumpul rasa cinta islam dengan benci kepada sahabat. Karena antara Allah,Rasul, Al-Quran, Islam dan para sahabat terdapat sinergisme dan saling terkait.
Allah telah mengikat mereka kepada agama ini dan menjadikan
mereka ahli dalam agama ini. Hal ini menunjukkan wajibnya kita
meneladani para sahabat dalam ibadah, ketaatan dan perilaku mereka. Kita
melakukan seperti apa yg mereka lakukan.
Allah ridho terhadap mereka yang berarti perilaku mereka itu pantas untuk ditiru. Allah menurunkan sakinah artinya tuma'ninah, taufiq dan hidayah.
Allah ridho terhadap mereka yang berarti perilaku mereka itu pantas untuk ditiru. Allah menurunkan sakinah artinya tuma'ninah, taufiq dan hidayah.
Dan Allah mengeratkan dengan kalimat taqwa. Allah
menjadikan sahabat terikat pada taqwa. Dan Allah menjadikan sahabat
sebagai ahluddiin yang melaksanakan agama islam ini sehingga Allah
menyebutkan bahwa ketaqwaan mereka terbaik dan berada tepat di atas apa
yang Allah ridhoi. Ini menunjukkan bahwa kita wajib meneladani sahabat
Rasul karrna mereka berhasil menjalani agama dengan benar dan sampai
kepada Ridho Allah maka barangsiapa yang mengikuti di belakang sahabat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka akan sampai pada ridho
Allah juga. Allah ta'ala berfirman :
Jika mereka beriman sebagaimana iman kalian (wahai para Sahabat Nabi), maka sungguh mereka akan mendapatkan petunjuk. Tetapi jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu), maka Allah Mencukupkan engkau (Muhammad) terhadap mereka (dengan pertolongan-Nya). Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S al-Baqoroh ayat 137).
Jika mereka beriman sebagaimana iman kalian (wahai para Sahabat Nabi), maka sungguh mereka akan mendapatkan petunjuk. Tetapi jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu), maka Allah Mencukupkan engkau (Muhammad) terhadap mereka (dengan pertolongan-Nya). Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S al-Baqoroh ayat 137).
Diantara para sahabat ada yang dimuliakan Allah diantaranya
ada yg dijamin masuk surga, diberikan kabar gembira dengan disebut
namanya, diberikan kabar gembira dengan mendapat keutamaan akhirat.
Diantaranya penyebutan khusus sahabat adalah hadits berikut :
Dari Abdurrahman bin ‘Auf, dia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: Abu Bakr di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Az Zubair di surga, Abdurrahman bin ‘Auf di surga, Sa’d di surga, Sa’id di surga, dan Abu Ubaidah ibnul Jarrah di surga.” [HR At Tirmidzi (3747), hadits shahih.]
Dari Abdurrahman bin ‘Auf, dia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: Abu Bakr di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Az Zubair di surga, Abdurrahman bin ‘Auf di surga, Sa’d di surga, Sa’id di surga, dan Abu Ubaidah ibnul Jarrah di surga.” [HR At Tirmidzi (3747), hadits shahih.]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
Kemudian ikutilah teladan orang-orang setelahku dari shahabatku yaitu Abu Bakar dan Umar. (HR. Tirmidzi, Baihaqi dan Hakim)
Yang dimaksud adalah diikuti perbuatan dan ucapan mereka karena mereka berdua adalah dua sesepuh, pemimpin, syiekh kaum muslimin.
Kemudian ikutilah teladan orang-orang setelahku dari shahabatku yaitu Abu Bakar dan Umar. (HR. Tirmidzi, Baihaqi dan Hakim)
Yang dimaksud adalah diikuti perbuatan dan ucapan mereka karena mereka berdua adalah dua sesepuh, pemimpin, syiekh kaum muslimin.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Kaum Yahudi
telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh
dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh
satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan ummatku akan terpecah
menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan. (adapun) yang tujuh puluh dua
akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk Surga, yaitu
“al-Jama’ah.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Al hakim)
Al-Jama'ah, merekalah yang mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Sahabat. Barang siapa yang sama dengan ilmu,dakwah, perilaku dan ibadah para sahabat maka ia akan selamat.
Al-Jama'ah, merekalah yang mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Sahabat. Barang siapa yang sama dengan ilmu,dakwah, perilaku dan ibadah para sahabat maka ia akan selamat.
Dari Abi Nujaih ‘Irbadl bin Sariyyah radliyallaahu ‘anhu,
ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memberi pelajaran
kepada kami sehingga hati kami takut kepadanya dan mata mencucurkan air
mata. Kami berkata : “Wahai Rasulullah, sepertinya pelajaran ini adalah
pelajaran orang yang akan berpisah ? Oleh karena itu, berilah kami
nasihat”. Beliau bersabda : “Aku wasiatkan hendaklah kalian bertaqwa
kepada Allah, mendengar dan taat kendati kalian diperintah oleh seorang
budak, karena orang-orang yang hidup (sepeninggalku) dari kalian akan
melihat pertentangan yang banyak. Maka, hendaklah kalian berpegang teguh
pada sunnahku dan sunnah para khulafaur-rasyidin yang mendapat petunjuk
sesudahku. Gigit (pegang erat) sunnah tersebut dengan gigi geraham.
Tinggalkanlah hal-hal yang baru, karena setiap bid’ah adalah sesat”
[Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4607; At-Tirmidzi no. 2676; Ahmad
4/126-127; Ad-Darimi 1/44; Ibnu Majah no. 43,44; Ibnu Abi ‘Ashim dalam
As-Sunnah no. 27; Ath-Thahawi dalam Syarh Musykilil-Atsar 2/69;
Al-Baghawi no. 102; Al-Aajurriy dalam Asy-Syari’ah hal. 46; Al-Baihaqi
6/541; Al-Lalika’i dalam Syarh Ushulil-I’tiqad no. 81; Al-Marwadzi dalam
As-Sunnah no. 69-72; Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 5/220, 10/115; dan
Al-Hakim 1/95-97. Hadits tersebut berkualitas shahih].
Karena di akhir zaman akan muncul perkaraan yang baru itu, dan itu adalah bid'ah dan bid'ah tempatnya di neraka. Oleh karena para sahabat adalah orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah, sehingga bagaimana dimungkinkan diperbolehkan mencaci, melukai, dan menjelekkan sahabat?
Karena jika demikian, maka sama saja mencaci, melukai dan menjelekkan firman Allah.
Seolah-olah berkata kepada Allah, Ya Allah apa yang Engkau katakan tentang mereka itu tidak benar
Dan seolah-olah berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam "Wahai Rasulullah, apa yang engkau ceritakan tentang mereka itu salah". Naudzubillah
Karena di akhir zaman akan muncul perkaraan yang baru itu, dan itu adalah bid'ah dan bid'ah tempatnya di neraka. Oleh karena para sahabat adalah orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah, sehingga bagaimana dimungkinkan diperbolehkan mencaci, melukai, dan menjelekkan sahabat?
Karena jika demikian, maka sama saja mencaci, melukai dan menjelekkan firman Allah.
Seolah-olah berkata kepada Allah, Ya Allah apa yang Engkau katakan tentang mereka itu tidak benar
Dan seolah-olah berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam "Wahai Rasulullah, apa yang engkau ceritakan tentang mereka itu salah". Naudzubillah
Ini adalah bentuk mendustakan Allah dan Rasul-Nya karena
mengingkari Al-Quran dan Sunnah. Dalam Al-Quran dari Alfatihah sampai
An-Nas apa yg dikatakan tentang sahabat? Tidak ada yg mencela maupun
merendahkan, yg ada adalah memuji mereka.
Sehingga barangsiapa yang mencintai sahabat maka dia telah mengikuti Al-Quran. Maka syiah Rafidhah yang mencaci sahabat telah jauh dari apa yg dituliskan dari Al-Quran.
Sehingga barangsiapa yang mencintai sahabat maka dia telah mengikuti Al-Quran. Maka syiah Rafidhah yang mencaci sahabat telah jauh dari apa yg dituliskan dari Al-Quran.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
”Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti Gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya.(Bukhari dan Muslim)
Karena para sahabat memiliki apa yg tidak dimiliki oleh lainnya. Apa itu? Yaitu masuk islam lebih dahulu, mereka berada di shaf terdepan dalam Islam. Maka tidak ada seorangpun yang bisa menyalip sahabat apapun yang dia lakukan.
”Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti Gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya.(Bukhari dan Muslim)
Karena para sahabat memiliki apa yg tidak dimiliki oleh lainnya. Apa itu? Yaitu masuk islam lebih dahulu, mereka berada di shaf terdepan dalam Islam. Maka tidak ada seorangpun yang bisa menyalip sahabat apapun yang dia lakukan.
Sampai-sampai diumpamakan, seandainya ada salah seorang kamu berinfaq dengan emas sebesar besarnya maka itu tidak menyamai 1 genggam infaq seorang sahabat yang hanya berupa mud. MasyaaAllah.
Dan juga karena mereka adalah tiang islam, tanpa perjuangan
mereka maka tidak akan ada islam. Dan tidak akan pernah islam sampai di
belahan bumi baik di barat maupun di timur.
Doa Rasulullah
"Ya Allah, jika sekelompok sahatku ini kalah maka tidak akan yg menyembah-Mu di dunia ini."
"Ya Allah, jika sekelompok sahatku ini kalah maka tidak akan yg menyembah-Mu di dunia ini."
Dalam riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang sesuai dengan
syarat Imam Muslim dari hadits Jâbir, ditegaskan bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَنْ يَدْخُلَ النَّارَ أَحَدٌ شَهِدَ بَدْرًا
Yang ikut serta dalam Perang Badar tidak akan masuk neraka.
Sekali lagi kita tidak bisa merasakan nikmatnya Islam tanpa
perjuangan dari para sahabat. Mereka lah tiang dan pondasi agama islam,
akan tetapi Sahabat itu tidak maksum. Sahabat bisa saja berbuat dosa,
hanya para Rasul dan Nabi yang tidak berbuat dosa dan diberi label
maksum.
Apakah artinya jika mereka melakukan dosa akan membatalkan kedudukannya di kedudukan yang tinggi?
Tidak, karena mereka telah diridhoi oleh Allah. Karena mereka memiliki kebaikan yang banyak seperti gunung / lautan sementara kesalahan mereka hanya seprti satu titik/satu butir pasir sehingga tidak bisa membatalkan kedudukan mereka yang luhur.
Tidak, karena mereka telah diridhoi oleh Allah. Karena mereka memiliki kebaikan yang banyak seperti gunung / lautan sementara kesalahan mereka hanya seprti satu titik/satu butir pasir sehingga tidak bisa membatalkan kedudukan mereka yang luhur.
Karena timbangan yang menuntunkannya ke surga adalah bukan
maksum ataupum tidak maksum akan tetapi mana yg lebih berat
timbangannya? Amal shaleh/kebaikannya atau keburukannya? Karena surga
adalah untuk orang yang lebih banyak kebaikannya.
Tapi mereka, syiah rahidhah memiliki timbangan yang salah
dengan timbangan Allah. Jika mereka mencela para sahabat, maka
tercelalah Al-Quran yang dibawa para sahabat, tercelalah sunnah dan
ajaran dalam shahih bukhari, shahih muslim, musnad ahmad dan lain-lain.
Mereka itu membungkus kebencian mereka kepada Abu Bakar yang memimpin
penaklukan persia yang disempurnakan oleh Umar bin Khattab sehingga
runtuhlah imperium persia.
Orang-orang yg menempati madinah, mereka antara anshar dan
muhajirin saling mengasihi. Mereka mengutamakan saudaranya dibandingkan
dirinya, inilah sahabat Rasulullah shallallahu 'zlaihi wasallam. Siapa
yg diselamatkan dari sifat kikir maka berungtunglah. Inilah sifat orang
anshar. Dan mereka berilndung dari membenci orang-orang yang telah
beriman.
Alhamdulillah, semoga tulisan diatas bermanfaat. Maaf apabila ada salah kata dan penulisan.
Akhukum Kharisma Ridho
Ditulis dari ringkasan kajian oleh Prof. Dr. Luthfullah bin Mula, Guru Besar Aqidah, Universitas Ummul Qura Makkah
Selasa, 21 Muharram 1437H di Masjid Jami' Al-Umm, Malang
Selasa, 21 Muharram 1437H di Masjid Jami' Al-Umm, Malang
0 komentar:
Posting Komentar