Selasa, 27 Desember 2016

Wasiat Emas untuk Abu Hurairah

Wasiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada Abu Hurairah

Nama aslinya adalah Abdurrahman bin Shakhr. Abu Hurairah adalah sahabat yg paling banyak meriwayatkan hadits. Karena beliau senantiasa berada disisi Rasulullah sementara lainnya ada yg berdagang dan lainnya.
Abu Hurairah sangat mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketulusan cintanya diungkapkan dengan pernyataannya: “Wahai, baginda Rasulullah. Ketika aku melihat engkau, bahagia kurasakan dalam diriku dan sejuk pandanganku”(HR Tirmidzi). Kecintaan itu menanamkan perasaan mendalam terhadap nama Rasulullah, sampai-sampai ia tidak mampu menguasai dirinya, terisak menangis berkali-kali sampai pingsan.
Dia mendapatkan keutamaan atas do’a Rasulullah kepada kabilahnya, Daus, agar mendapat petunjuk. Juga mendapatkan keutamaan Yaman, karena ia sebagai orang Yaman. Demikian juga mendapatkan pahala hijrah kepada Allah dan RasulNya, karena hijrahnya sebelum penaklukan kota Mekkah dan mendapatkan keutamaan do’a Rasulullah kepadanya. Sekaligus mendapatkan keutamaan sebagai orang miskin dan Ahli Shuffah, pahala berjihad di bawah panji Rasulullah serta pahala menghafal hadits Rasulullah dan menyampaikannya.
Abu Hurairah menyiapkan diri menemani dan mulazamah dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam semata, hanya karena ingin mendengarkan dan menghafal seluruh sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tujuan untuk menyebarkannya. Juga untuk melihat perbuatan, keadaan, pergaulan dan keputusan hukum Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Diantaranya ialah kisah dari Muhammad bin Sirin, ia berkata : Kami pernah berada di sisi Abu Hurairah. Dia memakai dua helai pakaian yang dicelup dengan tanah merah (berwarna merah) dari bahan katun, lalu ia menariknya seraya mengucapkan, “Bakh, bakh!” Abu Hurairah menarik pakaiannya seraya berkata,”Sungguh aku pernah terjatuh di antara mimbar Nabi dan kamar Aisyah Radhiyallahu ‘anha dalam keadaan pingsan, lalu datanglah seseorang dengan meletakkan kakinya di leherku. Dia menganggapku sudah gila, padahal aku tidak gila. Tidak menimpaku, kecuali kelaparan.”(HR Bukhari)
Selanjutnya ini adalah salah satu keutamaan Abu Hurairah yaitu bersegera dalam kebaikan.
Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat. Siapa diantara kalian yg mau aku beri nasihat lalu mengamalkannya atau setidaknya mengajarkannya kepada siapa saja yang mau mengamalkannya?
Maka abu hurairah menjawab “Aku, wahai Rasulullah”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendekatinya dan memegang pundak Abu hurairah. Kemudian bersabda : Jauhilah perkara-perkara yg dilarang Allah niscaya engkau menjadi orang yang paling baik ibadahnya, hendaknya engkau rela dengan apa2-apa yg telah dibagi oleh Allah kepadamu niscaya engkau menjadi orang yg paling kaya, berbaiklah kepada tentanggamu maka engkau menjadi orang mu'min sejati, cintailah saudaramu seperti engkau mencintai dirimu sendiri maka engkau akan menjadi seorang muslim sehati, dan janganlah banyak tertawa karena tertawa bisa mematikan hati. (HR Tirmidzi)
Dalam hadits tersebut dapat kita petik pelajran bagaimana sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika memberi nasihat yaitu lebih baik memberi nasihat ketika berhadapan sehingga terdapat kedekatan fisik dan hati bukan berjauh-jauhan.
1.Menjauhi larangan Allah maka menjadi orang yang ahli ibadah. Larangan yaitu hal-hal yang diharamkan. Siapa yg menjaga Allah, niscaya Allah akan menjaganya dalam kebaikan. Sehingga kita bisa menjaga hak-hak Allah, sehingga Allah akan memenuhi hak-hak kita di dunia dan akhirat.

Dari Abdullah bin ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma– menceritakan, suatu hari saya berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.”(HR Tirmidzi)

2.Merasa ridho atau rela dengan apa yg Allah ta’ala berikan niscaya kita menjadi orang yang paling kaya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “
“Sesungguhnya dunia ini manis dan indah. Dan sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla menguasakan kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita.”(HR Muslim)

Beliau juga bersabda :
“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.”(HR Muslim & Bukhari)

Karena tabiat manusia tidak pernah puasa dengan materi harta yg dimiliki kecuali yg dikehendaki Allah memiliki qana'ah. Maka kita harus berhati-hati terhadap fitnah dunia.

3.Berbaiklah kepada tetanggamu niscaya engkau menjadi mu'min sejati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “……Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya……”(HR Bukhari & Muslim)

Maka sudah selayaknya sebagai makhluk social kita berbuat baik kepada tetangga dan yang paling penting adalah memperhatikan dan menunaikan hak-hak tetangga kita. Bahkan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita berbaik kepada tetangga walaupun dalam hal kecil seperti memberi makan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abu Dzarr, jika engkau memasak masakan berkuah, maka perbanyaklah kuahnya dan perhatikanlah tetanggamu.” (HR Muslim)

4.Sebaiknya anda mencintai orang sebagaimana engkau dicintai niscaya engkau menjadi muslim sejati.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya”.(HR Bukhari)
Maka salah satu tanda bahwa seorang sempurna imannya adalah dia menginginkan sesuatu yang menimpa saudaranya sebagaimana yang dia ingin.

5.Jangan banyak tertawa karena tertawa mematikan hati. Maksudnya adalah dalam hal yan berlebihan. Senyum dengan tertawa berbeda sementara senyum adalah sedekah.

Allah berfirman : “Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah ejekanejekanmu (terhadap Allah dan Rasul-Nya)”. Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayatayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolokolok?”. [at-Taubah/9:64-65]

Sementara tertawa sampai yg tertawa-tawa sampai merubah postur tubuh. Orang-orang yang senantiasa mencari humor dalam dirinya maka itu akan menjatuhkan dirinya sendiri tidak ada wibawanya.
Rasuluallah shallallahu 'alaihi wasallam bukannya selalu cemberut tapi ada kalanya beliau tertawa atau bercanda.

Hasan al-Bashri berkata: "Ada seorang wanita tua yang datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: "Wahai Rasululloh, doakan saya agar masuk surga." Beliau menjawab: "Wahai Ummu fulan, surga itu tidak dimasuki oleh orang yang sudah tua!?." Hasan berkata: "Wanita tua tadi akhirnya pergi sambil menangis." Maka Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Kabarkan kepadanya bahwa dia tidak masuk surga dalam keadaan tua, akan tetapi muda kembali, beliau sambil membaca ayat:
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadah-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya, (QS. al-Waqiah[56]: 35-37) (HR. Tirmidzi )

Semoga kita dapat mengambil manfaat dari wasiat ini dan mengamalkannya dengan baik.

Wallahu a'lam bish showab
Malang, 23 Rabiul Awal 1438H
Kharisma Ridho Husodo

bit.ly/semangathati

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Qolbu Booster