Selasa, 06 Desember 2016

Rezeki tidak hanya harta kekayaan

Kebanyakan orang mengucapkan "Alhamdulillah" adalah ketika mendapatkan "rezeki", yg berupa harta saja. Karena rezeki yang dipahami kebanyakan orang adalah sebatas harta kekayaan mulai dari uang, makanan, rumah, kendaraan, dan lainnya. Ini lah yang sering membuat kebanyakan orang jauh dari rasa bersyukur. Maka hal ini perlu diluruskan mengenai hakikat rezeki.

Pertama, ada harta duniawi yang bermanfaat bagi badan seperti rezeki uang, makanan, kendaraan, rumah,kesehatan dan lainnya. Dan ini lah definisi rezeki yg banyak termaktub di benak banyak orang sehingga sulit mereka untuk bersyukur. Allah ta'ala berfirman : فَأَمَّا الْإِنسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ

“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku” . (QS. Al Fajr :15-16)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Allah Ta’ala berfirman mengingkari keyakinan (sebagian) manusia. (Maksud ayat ini) bahwasanya jika Allah meluaskan rezeki mereka tujuannya adalah untuk menguji mereka dengan rezeki tersebut. Sebagian orang meyakini bahwa rezeki dari Allah merupakan bentuk pemuliaan terhadap mereka. Namun yang benar bukanlah demikian, bahkan rezeki tersebut merupakan ujian dan cobaan untuk mereka sebagaimana firman Allah :

. نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَل لَّا يَشْعُرُونَ. أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُم بِهِ مِن مَّالٍ وَبَنِينَ

“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa),Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar” (QS. Al Mu’minun:55-56).

Demikian pula sebaliknya. Jika Allah memeberinya cobaan dan mengujinya dengan menyempitkan rezekinya, sebagian orang menyangka Allah sedang menghinakannya. Maka Allah katakan : { كَلا } (sekali-kali tidak). Yang dimaksud bukanlah seperti persangkaan mereka. Allah memberikan harta kepada orang yang Allah cintai dan kepada orang yang tidak Allah cintai. Allah juga menyempitkan harta terhadap orang yang Allah cintai maupunn orang yang tidak dicintai-Nya.  Sesungguhnya semuanya bersumber pada ketaatan kepada Allah pada dua kondisi tersebut (baik ketika mendapat rezeki yang luas maupun rezeki yang sempit). Jika seseorang  kaya (mendapat banyak rezeki harta) dia bersyukur kepada Allah dengan pemberian tersebut, dan jika miskin (sempit rezeki) dia bersabar.” (Tafsiru al Quran al ‘Adzim, Imam Ibnu Katsir rahimahullah)

Yang kedua, adalah rezeki ruhiyah yaitu rezeki yang berkaitan dengan rohani/batin terutama berhubungan dengan agama dan akhirat seseorang. Rezeki ini diantaranya ilmu yg bermanfaat, akhlaq yang karimah, sumber pahala yang terus mengalir dan lainnya.

Allah ta'ala berfirman :
“Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya “ (QS. Ath Thalaq:11).

Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa Allah akan memberikan rezeki yang baik kepada orang beriman berupa apa? Yaitu berupa masuk surga dan kekal di dalamnya. MasyaAllah, bukankah itu rezeki terbaik dari Allah kepada hamba-Nya?

Saudarakau, ingatlah bahwa rezeki tidaklah sebatas harta kekayaan saja tetapi kemudahan, kesehatan, ilmu yang bermanfaat, kemudahan untuk beramal shalih, istri yang shalihah, anak-anak juga termasuk rezeki. Kewajiban kita adalah mencari rezeki tersebut dengan usaha yg halal dan bersyukur atas rezeki yang Allah berikan.

Ibnul Qayyim berkata, “Allah menjadikan sikap bersyukur sebagai salah satu sebab bertambahnya rizki, pemeliharaan dan penjagaan atas nikmatNya (pada orang yang bersyukur). (Demikian ini merupakan) tangga bagi orang bersyukur menuju Dzat yang disyukuri. Bahkan hal itu menempatkannya menjadi yang disyukuri”.

Dan tidak akan mati seorang hamba kecuali semua rezekinya sudah ia dapatkan.

Wallahu a'lam bish showab.
Saudaramu Kharisma Ridho Husodo
Selasa, 6 Rabiul Awal 1438H

Sumber :
1. Tafsir Ibnu Karsir
2. Al-Quran Al-Karim
3. Tafsir As-Sa'di
4. Madarijus Shalihin

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Qolbu Booster