Selasa, 29 Desember 2015

Carilah Teman Dekat yang Mukmin

Setiap orang pasti memiliki sahabat atau teman dekat..
Karena bersama teman dekat kita merasa nyaman..
Kebiasaan dan perilaku kita juga dapat dibentuk dari teman dekat
Sehingga perlu untuk memperhatikan siapa teman dekat kita..

Minggu, 13 Desember 2015

Mahkota Malu akan Menghiasimu



Menjadi shalehah adalah kebanggaan tersendiri bagi muslimah
Ada yang sangat senang dengan pakaian wajibnya yang menutupinya dengan baik
Walaupun terasa aneh dan panas, tapi mereka sadar bahwa neraka lebih panas
Apabila mereka membuka auratnya kepada yang bukan mahram

Jumat, 27 November 2015

Jarak yang memisahkan



Terkadang ketika kita terpisah oleh jarak
Jarak dengan keluarga dengan orang tua kita
Jarak dengan teman-teman kecil kita
Mungkin jarak juga dengan orang yang ditakdirkan untuk kita

Kamis, 26 November 2015

Jangan Coba-coba Menyelisihi Sunnah



Kita berada di zaman ketika ada amalan sunnah Rasul maka mereka enggan melakukan dan bilang “Kan Cuma sunnah”
Sementara kita tahu bagaimana para sahabatt radhiAllah’anhum ketika mengetahui sunnah Rasul maka mereka melakukannya karena itu adalah “sunnah”
Semoga kita terhindar dari golongan yang menyelisihi dan mengingkari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Minggu, 22 November 2015

Sehati Sekata karena Allah



Sungguh sepasang kekasih itu benar-benar memiliki ikatan spesial
Itulah ikatan kecintaan paling kuat yaitu karena Allah,
Cinta karena Allah dan benci karena Allah
Bukankah itu tali keimanan yang paling kuat?

Sabtu, 21 November 2015

Setiap Orang Memilik Masa Lalu

Semua orang memiliki masa lalu
Bisa jadi masa lalu itu indah, bahagia, dan positif
Bisa jadi pula masa lalu itu kelam, buruk dan negatif
Akan tetapi sungguh tidak bijaksana apabila kita menghukumi orang berdasarkan masa lalunya

Mungkin orang tersebut terpengaruh oleh lingkungan
Mungkin orang tersebut belum sanggup meninggalkan kemaksiatannya
Mungkin orang tersebut masih belum tahu ilmunya
Mungkin orang tersebut baru mendapat hidayah setelah kita mengenalnya

Sungguh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah insan terbaik yang Allah ciptakan
Dia mengubah suatu masyarakat yang memiliki masa lalu penuh kejaihiliyahan
Menjadi masyarakat madani, masyarakat yang beradab dan bermartabat
Sahabat-sahabat yang membersamai beliau bahkan masa lalunya ada yang menentang beliau secara terang-terangan

Perhatikan salah satu hadits berikut :
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga.
(Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim).


Kita lihat salah satu teladan dari kalangan sahabat Nabi sekaligus Khulafaur Rasyidin
Ialah Abu Hafsh, Umar bin Khattab rahiyallahu ta’ala ‘anhu
Kisah ini sebagai sebuah cerminan bagi kita bahwa masa lalu yang kelam tidak menyurutkan seseorang untuk menjadi sosok baru yang memiliki kemuliaan disisi Allah azza wa jalla.
Karena seburuk apapun masa lalu kita, selagi ada kesempatan maka harus digunakan untuk bertaqwa kepada Allah azza wa jalla.

Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab adalah salah seorang yang keras permusuhannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Begitu kuat hasratnya untuk membunuh beliau.
Akan tetapi, hidayah menjemput Umar bin Khattab yang memeluk agama Islam setelah saudara perempuan dan suaminya memeluk Islam.
Tidak hanya masuk Islam, akan tetapi Umar bin Khattab juga dinisbatkan sebagai orang-orang yang mendapat keutamaan bahkan dijamin masuk surge. Dan menjadi orang yang paling tegas apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam disakiti.

Tidak peduli seberapa buruk masa lalumu
Tidak peduli seberapa malu dan sakit apabila dirimu mengingatnya
Pintu taubat dari Allah azza wa jalla senantiasa terbuka untukmu
Asalkan dirimu berniat kuat untuk menyesalinya, meninggalkannya, dan berjanji untuk tidak mengulanginya.

Walaupun tidak sedikit cercaan dari orang-orang yang berada di masa lalumu
Walaupun tidak sedikit yang memvonis dirimu berdasarkan masa lalumu
Walaupun tidak sedikit air mata yang engkau teteskan di pipimu
Tetaplah istiqamah di jalan Allah azza wa jalla dan genggamlah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Wahai saudaraku dan saudariku yang berhijrah
Berubah jadi baik memang susah dan butuh kesabaran
Banyak dugaan, banyak halangan bahkan bisa berdarah-darah
Tapi yakinlah, Allah tetap disisi untuk membantumu dalam perubahan.

Saudaramu, yang mendoakan dalam hijrahmu, Kharisma Ridho

Jumat, 20 November 2015

Bukan Sosok yang Puitis


Suatu kumpulan kata-kata yang indah bisa membuat jatuh hati
Suatu kumpulan kata-kata yang indah bisa membuat terharu
Suatu kumpulan kata-kata yang indah bisa membuat semangat meninggi
Suatu kumpulan kata-kata yang indah bisa membuat hati tersentuh

Selasa, 10 November 2015

Pemuda, kok mlempem

Masa muda merupakan masa keemasan, dimana masa ini merupakan masa yang optimal untuk membangun masa depan kita. 

Masa muda adalah masa dimana masa ini seorang individu akan cenderung ingin “terlihat” dihadapan manusia dan ingin membuat suatu “perubahan” sesuai keinginan mereka.

Akan tetapi sekarang ini banyak kita dapati anak muda-anak muda di negeri kita yang kita cintai ini sangatlah jauh dari kata “Religius” bahkan “moralitas” pun sudah jatuh.  Kita cermati bahwa persentase anak muda yang mengenyang pendidikan universitas tidak lebih dari 5%. Akan tetapi mahasiswa-mahasiswa kampus mayoritas adalah pemuda yang “bermasalah”. Coba perhatikan, kebanyak mahasiswa-mahasiswa sekarang itu hanya sibuk dengan urusan-urusan yang duniawi. Syukur-syukur urusan dunia yang bermanfaat, tapi kebanyakan mereka menyibukkan diri dengan hal yang konyol dan tidak mendatangkan kemanfaatan.

Misalnya adalah mahasiswa disibukkan dengan pesta. Bagaimana tidak? Kebanyakan mahasiswa yang katanya “gaul” memiliki untuk menyibukkan diri dengan urusan pesta. Setiap berkumpul dengan temannya obrolan dan tujuanya cuma untuk mengadakan pesta, menghadiri pesta, nongkrong-nongkrong, lebih-lebih mereka juga berpeluang untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah azza wa jalla.
Contoh lain lagi adalah, membuat suatu acara yang tidak bermanfaat. Misalnya adalah konser musik, DJ party, subhanallah acara-acara mahasiswa sungguh tidak moralis sekarang dan sudah mulai aneh. Seharusnya kalau acara yang berkelas dan bermanfaat begitu lah, misalnya seminar mengenai profesi masing-masing fakultas. 

Mahasiswa sekarang juga disibukkan dengan hobi yang tidak bermanfaat seperti nonton film, main game online, apapun bentuknya baik di PC maupun di HP. Bahkan saking kuat adiksinya, sambal makan, sambal BAB, tangan tuh sulit lepas dari namanya HP atau sekarang disebut smartphone. Makah hobi seperti ini merugikan dan mengekang kreativitas pemuda-pemuda negeri.
Yang terakhir ini adalah hal yang paling berat mungkin yang dialami mahasiswa, yaitu cinta dan romantisme. Nah.. kalau ini mah, sulit memang untuk keluar dari fitnah syahwat. Apalagi bagi laki-laki dimana sungguh sangat luar biasa fitnah wanita saat ini. 

Dari segala arah, banyak aurat diumbar,
Bagian tubuh wanita pun seperti binatang liar,
untuk dipersembahkan kepada lelaki yang pandangannya lapar,
akhirnya pun terjadi timbul perbuatan yang keji dan mungkar.
Naudzubillahi min dzalik, wa naudzubillahi minnannar

Coba pikirkan, apabila kebanyakan pemuda sekarang penuh dengan syubhat dan syahwat serta keblinger semua, siapa yang akan memimpin kelak? Yang memegang kepemimpinan masyarakat mayoritas atau minoritas? Jadi, ayolah sebagai pemuda, tuntunlah ilmu agama dan jadilah ahli di bidang kalian masing-masing. Karena, kita sebagai pemuda merupakan tonggak perjuangan negeri ini, dan tonggak perjuangan agama Allah azza wa jalla ini.

Kenapa masa muda ini sangat penting untuk dibahas? Sebagai muslim, kita harus patuh dan taat dengan perintah Allah dan rasul-Nya kan? Sepakat? Perhatikan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shirothol mustaqim) sehingga ia di tanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan, hartanya dari mana ia peroleh dan dikemanakan ia habiskan dan masa mudanya untuk apa ia gunakan.” (HR Shahih Turmizi dan Ad Damiri).

Jadi mulai sekarang, persiapkan jawaban untuk menjawab “Masa muda kita untuk apa kita gunakan?”
Allah berfirman :
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.(QS Ar-Rum :54)
Perhatikan ayat di atas, Allah menjadikan kuat sesudah lemah yang artinya pertama adalah Allah menciptkan manusia yang kuat yaitu saat masa muda diantara dua kelemahan yaitu kelemahan pertama yang dimaksud adalah masa kecil dan kelemahan kedua yang dimaksud adalah masa tua. Dan para ulama berpendapat bahwa masa muda berakhir pada usia 40 tahun. Maka benar-benar manfaatkanlah masa muda kita sekarang ini.

Rasulullah Shallallahu ‘aihi Wassallam bersabda,
“Allah tidak lagi menerima alasan dan uzur seorang hamba yang usianya telah dipanjangkan-Nya hingga 60 atau 70 tahun; sungguh Allah tidak lagi menerima alasannya, sungguh Dia tidak lagi menerima uzurnya.” (HR Ahmad)
Dengan demikian, batas usia manusia yang telah dicukupkan Allah untuk berpikir, menurut pendapat yang paling sahih, adalah 60 tahun. Jika 60 dan 70 tahun adalah usia di mana Allah telah menutup pintu alasan dan uzur bagi hamba-Nya, juga merupakan masa-masa sehat seorang hamba, berarti kira-kira segitulah rata-rata usia umat Nabi Muhammad. Menurut Al-Khithabi, orang yang telah mencapai usia 60 tahun tidak lagi diberi kesempatan untuk mengungkapkan alasan dan uzurnya. Misalnya dengan berkata, “Coba seandainya Allah memberiku umur yang lebih panjang lagi, maka aku dapat lebih banyak beribadah lagi.” Karena, usia 60 tahun itu sudah dekat dengan kematian. Dalam usia itu, seseorang semestinya sadar, segera bertobat kepada Allah, dan lebih fokus lagi beribadah. Selama usia itu, uzur demi uzur telah dilaluinya, alasan demi alasan telah diungkapkannya, dan peringatan demi peringatan telah diterimanya.

Saya, juga sebagai mahasiswa, ada beberapa hal yang menjadi permasalah pemuda. Pikiran pemuda sebagian hanya 3, yaitu :
1.       Pasangan
Ngomongin soal pasangan, para pemuda khawatir kalau nanti tidak mendapatkan jodoh sehingga mereka mengambil jalan pintas dengan cara yang dinamakan “Pacaran”. Subhanallah, Pacaran itu kayak korupsi saudara dan saudariku. Bagaimana tidak, melalui pacaran kalian menikmati sesuatu yang haram yang belum halal untuk kalian nikmati. Jadinya menikmati sesuatu yang haram bukan?
Tapi tapi tapi, khawatir kalau ga dapat jodoh? Subhanallah, percaya kan sama janji Allah. Allah berfirman :
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga). (QS An-Nur : 26)
Selain itu islam juga memberikan solusi berupa ta’aruf. Akan tetapi jangan melabeli pacaran kalian dengan ta’aruf. Ta’aruf itu harus ada perantara antara lelaki dan perempuan, ga boleh tiap hari ta’aruf di kafe. Paham ya?
Jadi sebagai pemuda, usahakan Jangan telat menikah dan hindari ikhtilat sebisa mungkin.
2.       Lingkungan
Untuk lingkungan ini, carilah yang kondusif. Jangan bergaul sama preman, jangan bergaul sama kumpulan orang bertato. Karena kita harus bener-bener pintar dalam memilih teman. Salah teman bisa salah jalan. Rasululllah shallallhu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Dan selanjutnya, jauhilah rokok. Selain diketahui bahaya dari rokok secara kesehatan juga karena rokok bisa menjadi pintu gerbang menuju hal yang lebih buruh, yaitu narkoba.
3.       Harta
Keuangan atau harta bisa menjadi salah satu yang bikin pemuda gagal sukses. Karena mereka mati-matian mengejar harta, tanpa memperhatikan nilai keberkahan dari harta itu sendiri. Perhatikan perkataan dari sosok dari negeri kita, Buya Hamka :
“Jika hidup hanya sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Jika bekerja hanya sekedar bekerja, monyet juga bekerja"
Jadi seoarang pemuda harus kreatif dalam mencari rezeki dengan cara yang ma’ruf dan halal.

Sehingga solusi dari ini semua adalah sebagai pemuda jangan mlempem, jadilah pemuda yang tegas dan bekerja keras dan tak lupa pegang teguh Al-Quran dan as-sunnah sebagai pedoman hidup. Jangan sampai mudah tertipu dengan syubhat dan syahwat yang mengepung dari berbagai arah. Semoga Allah merahmati kita semua. Selanjutna insyaaAllah akan diceritakan kisah-kisah para pemuda di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Wallahu a’lam bish showab

Selasa, 28 Muharram 1437H

Akhukum, Kharisma Ridho H

Minggu, 08 November 2015

Jagalah Pintu Surga di Rumahmu

Banyak orang yang ingin masuk surga dengan mencari jalan jauh-jauh, sementara pintu surga yang dekat dari dirinya tidak diketuk sedikitpun, sungguh amat disayangkan.

Pintu surga dalam islam
Dalam hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan pintu surga ada 8. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
Barangsiapa yang bersaksi tiada yg disembah selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah rasul dan hamba Allah, dan barangsiapa yang bersaksi bahwa Isa 'alahi salam adalah hamba Allah dan putra dari hamba Allah juga, dan dia bersaksi bahwa surga itu benar adanya, dan bersaksi juga bahwasanya neraka benar adanya, barangsiapa yg melakukan 4 hal ini, maka Allah akan memasukannya ke salah satu dari 8 pintu surga yg dikehendaki oleh Allah azza wa jalla (HR bukhari dan Muslim)

8 pintu surga itu ada namanya, akan tetapi dari ke delapan pintu teresebut ada yg disebutkan secara gamblang dan ada yang tidak, berupa penafsiran para ulama. Ada 4 pintu yang disebutkan secara gamblang, yaitu pintu shalat, pintu jihad, pintu sedekah dan pintu rayyan (untuk yang rajin puasa).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
Barangsiapa yang rajin shalat akan dipanggil dari pintu shalat, dan barangsiapa yang rajin jihad akan dipanggil dari pintu jihad, dan barangsiapa yang rajin jihad akan dipanggil dari pintu sedekah, dan barangsiapa yang rajin puasa akan dipanggil dari pintu rayyan. (HR bukhari dan Muslim).
Rayyan itu kebalikannya haus, yang artinya tidak haus. Allah ingin membalas orang yang rajin puasa dengan rayyan karena sewaktu di dunia dia telah berkorban menjadi haus saat puasa sehingga diganjar di surga dengan rasa ketidak hausan. Karena di surga tidak ada puasa, sehingga diganjar dengan rayyan.

Fokus, dari tulisan ini mengenai surga yang ada di rumah adalah ternyata di dalam rumah kita ada pintu surga yang apabila kita senantiasa jaga dan pelihara akan mengantarkan kita ke surga. Dan subhanallah, pintu yang ada di rumah yang bisa mengantarkan kita ke surga sering kita abaikan, sungguh ironi bukan.
Ada orang yang jauh-jauh mencari jalan ke surga padahal di rumahnya sendiri ada, apakah pintu itu?

Sebelum menjawab, simak kisah seorang ulama yang bernama Iyas bin Mu'awiyah.
Pada suatu hari Iyas bin Mu'awiyah kehilangan ibunya lantaran meninggal dunia. Dan wajar sebagai seorang manusia yang kehilangan orang tua, beliau bersedih. Akan tetapi tangisan beliau menurut orang-orang dinilai kurang wajar, terlalu lama. Akhirnya ditanya seorang temannya, "Apa yang membuatmu menangis begitu lama?"
"Kemarin saya masih punya dua pintu surga di rumahmu, sekarang satu pintu sudah ditutup"..
Maksud dari pintu surga di rumah adalah "BERBAKTI PADA ORANG TUA"
Inilah yang jarang kita sadari dan lalaikan.
Dan diantara kita tidak sedikit yang masih memiliki dua pintu surga di rumah dan diantaranya juga yang pintu surga rumahnya tinggal satu dan bahkan ada juga yang pimtu surga rumahnya sudah tiada.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah, kalau kamu sia-siakan pintu itu atau jagalah pintu itu (Hr Tirmidzi)
Tinggal diri kita, apakah kita termasuk orang yang menyia-nyiakan pintu surga ini, apakah yg menjaga dengan baik sehingga akan menjadi jalan kita ke surga.

Semua orang ingin ikut surga bukan?
Banyak orang yang ingin masuk surga dengan mencari jalan jauh-jauh, sementara pintu surga yang dekat dari dirinya tidak diketuk sedikitpun, sungguh amat disayangkan.
Banyak kaum muslimin yang apabila disuruh orang tua untuk melakukan sesuatu maka dia merasa berat untuk melakukannya.
Misalnya : "Le, tulung gawakne belanjane Ibu", "Nak, tolong antarkan ibu belanja ke pasar". Hal ini terasa beratkah saudaraku? Terutama untuk yang masih muda-muda.

Kalau misalnya ia sadar bahwa dengan melakukan apa yang diminta orang tua akan mengantarkannya ke surga, maka bukankah suatu tawaran yang menggiurkan.
Misalnya, cucikan baju orang tua, cucikan piring-piring dirumah, ini akan menyenangkan orang tua dan yakini bahwa hal tersebut akan mengantarkanmu ke surga maka InsyaaAllah dirimu akan dengan ringan hati mengerjakannya.

Kata Imam Muhammad ibnu Munkadzir bercerita
Semalam suntuk saya memijat ibunda saya, sementara saudara saya yang bernama umar bin Munkadzir shalat malam semalam suntuk. Saya tidak pernah minder dengan amalan saya terhadap umar.
Inilah pemahaman fiqh para ulama, bahwa shalat malam dan berbakti pada orang tua sama-sama akan mengantarkan kita ke surga. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang amalan apa yang paling banyak memasukkan seorang hamba ke surga. Maka dijawab oleh beliau "Taqwa kepada Allah dan akhlak yang mulia."
Dari umar mengambil "Taqwa kepada Allah" sementara Imam Muhammad mengambil "akhlak yang mulia". Hadits tersebut adalah riwayat At-Tirmidzi

Banyak di Al-Quran yang menyebutkan agar kita berbakti kepada orang tua. Salah satunya Al-Isra :23-24 :
"ALLAH mewajibkan atas kalian agar beribadah kepada Allah dan hendaklah kalian berbuat baik kepada orang tua. Seandainya salah satu atau kedua orang tua sudah lanjut usia dan berada di pengawasanmu maka janganlah kalian mengucapkan "Ah.." dan jangan membentak mereka. Dan berbicalah kepada mereka berdua dengan kata-kata yang sopan."
"Rendahkanlah diri kalian dihadapan orang tua kalian karena kasih sayang kalian. Dan ucapkanlah "Ya Allah, sayangilah orang tuaku sebagaimana keduanya mendidik aku ketika aku masih kecil"

Ayat ini berisikan dua hak yang sangat besar. Yang pertama hak Allah, kita wajib beribadah kepada Allah, bertauhid atas Allah. Ini adalah hak asasi Allah. Yang kedua, berbuat baik kepada orang tuamu, ini adalah hal yang besar. Dalam ayat ini, menggunakan kata ihsan yang berarti segala perbuatan, perkataan dan perilaku baik bersifat fisik maupun finansial. Berikut kisah seorang ulama lagi, Muhammad Ibn Sirri. Pada zaman beliau, kurma sangat mahal hingga mencapai 1000 dirham (konversi sekitar 50 juta). Ketika itu ibu beliau berkata "Nak, Ibu ingin kurma". Langsung dibelikan sama beliau. Bayangkan, 50 juta dikeluarkan untuk ibunya. Teman-temanya bertanya "kenapa kamu membeli kurma yang sangat mahal? Nunggu nanti-nanti waktu harga turun kan bisa.?"
"Apapun yang diminta orang tua, kalau saya mampu akan saya penuhi."

Lihatlah zaman sekarang ini, banyak anak yang keterlaluan luar biasa. Ceritanya ada orang tua yang pinjam uang anaknya, dan sia anak tersebut menagih utang ke orang tuanya sampai sakit-sakitan. Laaillaaha illallaah..
Sungguh buruk sekali, ada orang tua yang kepikiran sampai sakit karena ditagih oleh anaknya. Naudzubillah.
Coba tengok hadits berikut.
Pada suatu hari ada seorang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang melaporkan bapaknya, berkata "Wahai Rasul, bapakku ini sudah buat aku bangkrut, sudah menghabiskan hartaku" Rasulullah berkata "Ketauhilah bahwa kamu dan hartamu adalah milik hartamu".(HR Ahmad, Hasan).
Perhatikan, ga cuma harta kita tapi tubuh kita juga milik orang tua. Sungguh keterlaluan apabila seorang anak "itung-itungan" dengan orang tuanya. Selama kita mampu maka penuhilah kebutuhan orang tua, maka Allah akan membalasnya dengan ganjaran yang luar biasa.

Dalam ayat tersebut disebutkan orang tua yang sudah lanjut usia karena untuk menjelaskan ketika orang tua sudah lanjut usia lebih besar kebutuhannya terhadap anaknya karena mereka sudah lemah. Tangan yang sudah keriput itulah yang telah menuntun kita untuk belajar berjalan, mengganti pakaian kita, menyuap kita makan, bekerja untuk memenuhi kebutuhan, tapi sekarang tangan yang sudah keriput itu membutuhkan bantuan kita untuk dituntun jalannya, untuk kita bantu menjalani sisa hidupnya.

Ada kisah lagi, ada banyak kisah karena kisah inilah yang dapat memotivasi kita agar lebih berbakti pada orang tua. Ada seorang laki-laki mendatang Ubaidillah bin Umair..
"Wahai Ubaidillah, sesungguhnya aku telah menggendong  ibuku dari Khurasan sampai selesai haji. Apakah dengan yang aku lakukan menurut kamu sudah menbalas jasa orang tuaku atas diriku?"
"Tidak, kamu belum bisa membalas walaupun hanya sekedar membalas kontraksi uterus satu kali".
Lihatlah satu kali koktraksi aja belum bisa terbalas, padahal ada berapa kali kontraksi? Bukankah melahirkan lebih berar dari kontraksi? Subhanallah

Mengenai perkataan "ah".
Para ulama mengatakan seandainya ada perkataan kedurhakaan dibawah "ah" maka Allah akan memasukkan kata tersebut. Sehingga apabila ada yang berkata lebih kasar maka itu adalah kedurhakaan.
Dengarlah, meskipun orang tua kita senantiasa sentimen dan menyalahkan kita maka bersabarlah. Bukankah kita waktu kecil juga menjengkelkan orang tua kita?
Yang dibutuhkan mereka adalah belaian kasih sayang kita terhadap orang tua kita.

Dan berbicaralah dengan bahasa yang santun.
Usahakan ketika berbicara dengan orang tua kita dengan bahasa sopan, gunakan bahasa yang santun yang dapat membuat hati mereka adem. Terkadang mereka hanya ingin didengarkan maka jangan lah mengeluh apabila mereka menceritakan masa masa dahulu dan diulang-ulang.
Mereka senang apabila kita meluangkan waktu untuk berbicara dengan mereka. Coba lihat sekarang, seberapa kali kita berbicara pada orang tua kita? Oke, buat yang merantau, seberapa sering kalian telpom orang tua kita?
Wakktu berbicara pada orang tua, seberapa sering kalian menyembi sambil main gadget? Subhanallah, dia orang tua kalian adalah yang sosok manusia yang harus kalian hormati. Dan yang lebih parah lagi, ada yang malu dengan status sosial orang tua kita.


Tentang arti, rendahkanlah diri kalian dihadapan orang tua kalian.
Maka posisikan diri kita lebih rendah dari orang tua, ketika bertemu dengan orang tua maka kita sebagai dokter, spesialis apapun, doktor, profesor, jenderal, rektor, JABATAN apapun maka tanggalkan jabatan itu dan temui orang tua dengan jabatan ANAK.
Ada seorang ulama, yang kurang sehat.
Pada suatu hari saat sedang memberikan kajian ilmu kepada muridnya, ibunya berteriak dari jendela "wahai Anakku, wahai anakku", maka beliau berkata "Aku penuhi panggilanku wahai ibunda". Maka dia langsung menutup majelis ilmunya dan bersegera mendatangi ibunya. "Ada apa wahai ibundaku?". Ibunya berkata "Itu ayam-ayamu engkau beri makan".
Bayangkan seorang ustadz, seorang syeikh dipanggil ibunya hanya untuk memberi makan ayam sampai-sampai menunda majelis ilmunya. MasyaaAllah.
Kemudia setelah memberi ayam dia kembali ke majelisnya, dan bertanya pada murid-muridnya, "Kalian tau kenapa aku menutup majelis tadi?" Maka dia jawab "saya memenuhi perintah orang tua hukumnya adalah fardhu 'ain sementara saya mengajari kalian ilmu hukumnya adalah fardhu kifayah."
Dari kisah ini maka inti pelajarannya adalah kita harus merendahkan diri di hadapan orang tua, setinggi dan semulia apapun jabatan dan sebanyak apapun harta kita.
Ketika kita duduk dihadapan bos, ketua, dan atasan kita maka kita berperilaku sangat sopan. Bagaimana dengan orang tua?
Coba bandingkan apa yang sudah diberikan orang tua kita dan bos kita.
Jika bukan karena kekuasaan Allah dan sebab perantara orang tua kita, makamkita tidak mungkin hidup di dunia ini. Jadi sudah jelaskan siapa yang memiliki jasa lebih besar terhadap kita? Maka perbaikilah sifat terhadap orang tua kita.

Akan tetapi diingatkan lagi tentang niat kita, lakukanlah itu karena ikhlas karena Allah sehingga kita berkasihsayang kepada mereka, bukan karena ada maunya. Karena akan beda efeknya, dan ganjaran dari Allah juga tergantung dari apa yang kita niatkan. Dan yang terakhir adalah doakanlah mereka, "Ya Allah, sayangilah mereka sebagaimana mereka sayang kepadaku sewaktu kecil". Doa menjadi hal yang pentingn karena doa adalah inti dari setiap ibadah. Doakanlah kebaikan untuk orang tua kita, mohonkanlah ampunan darimAllah terhadap mereka.

Perhatikan, hadits dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu :
Pada suatu hari ada seseorang yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk bertanya "Siapakah manusia yang paling berhak untuk saya sikapi dengan sikap yang baik?.. Rasul menjawab "Ibumu". Dia berkata "Lalu siapa lagi?" Rasul  menjawab "ibumu", dia berkata lagi "Lalu siapa lagi", Rasul menjawab lagi "Ibumu". Dia berkata lagi "kemudian siapa lagi?", Rasul menjawab "Ayahmu". (HR Bukhari dan Muslim)

Zainal Abidin adalah seseorang yang sangat berbakti kepada ibunya. Saking berbaktinya, ada orang-orang berkata kepadanya, “Sungguh, kamu adalah orang yang sangat berbakti kepada ibumu. Tetapi, kami tidak pernah melihat kamu makan bersama ibumu dalam satu piring?” Dia menjawab, “Saya khawatir mendahului makan makanan yang hendak dimakan oleh ibu saya. karena menurut saya itu termasuk tindakan durhaka kepadanya.” (Lihat kitab Muhadharat Al-Adiba’ hlm. 327 dan kitab Wafayat Al-A’yan (III/268).

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihin wasallam bersabda :
"Celaka, celaka dan celaka !", para sahabat bertanya : siapa orang itu wahai Rasulullah?". Rasul berkata : "Orang yang menjumpai salah satu atau kedua orang tua dalam keadaan lanjut usia kemudian peluang itu tidak bisa memasukan dia ke surga" (HR Muslim)
Lihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan celaka sampai tiga kal, ini berarti masalah yang serius. Dan beliau tidak menyebutkan celaka ini di akhirat saja sehingga ini adalah kecelakaan di dunia dan akhirat. Karena bisa jadi kegalalan di dunia merupakan akibat kealpaan kita kepada orang tua. Maka bagi yang memiliki orang tua di keadaan lanjut usia, peluk dan minta maaflah kepada mereka dan selanjutnya berbaktilah kepada mereka semampu yang kita bisa. Sebanyak apapun pengorbanan dan sebanyak apapun harta yang kita berikan maka tidak akan bisa menandingi apa yang diberikan orang tua kita kepada kita.

Selain berbakti di dunia, tentunya kita ingin agar kita bisa menularkan hidayah kepada orang tua kita. Kita pasti ingin bersama-sama di dunia iya, bersama-sama di surga juga iya. Semoga Allah merahmati kita semua.
Allah berfirman dalam Surat At-Tur : 21 :
"Dan orang-orang yang berfirman lalu diikuti oleh anak-anaknya, keturunannya juga beriman, Kami akan gabungkan antara dia, anaknya dan juga ibunya."
Jadi kalau ingin bersama-sama di surga, maka kita harus berusaha mendakwahi kuluarga kita. Sukses menurut definisi Allah adalah terhindar dari neraka dan dimasukkan ke surga dan mendapat nikmat-Nya. Maka keluarga sukses adalah sekeluarga masuk surga.
Maka yang dilakukan adalah kita mendakwahi dengan cara yang baik, jangam dengan cara menggurui. Gunakan tekonologi media yang ada sekarang, misalnya ketika bersama keluarga maka nyalakan radio dakwah atau TV dakwah. Selain itu, bantu dengan berperilaku yang baik, maka InsyaaAllah orang tua akan mendukung kalian untuk ngaji bahkan bisa-bisa mereka ingin ikut ke kajian yang kalian ikuti.


Ya Allah, semoga engkau selalu merahmati dan melindungi orang tua hamba

Serta melindungi keluargaku, kakak-kakakku

Akhukum Kharisma Ridho Husodo
Perjalanan Wonogiri - Malang, 26 Muharram 1437H


Sabtu, 07 November 2015

Al Wala' wal Bara'


Akhi, bukankah kita saudara? Bukankah sesama muslim kita saudara?
Akan tetapi kenapa engkau membenciku? Dan kenapa engkau malah lebih mempercayai orang musyrik itu?
Sahabat seiman, mungkin pernah dengar adanya perpecahan antara muslim karena berbeda golongan. Subhanallah, ingattlah akhi ukhti, Salah satu dari prinsip aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah, yaitu mencintai dan memberikan wala' (loyalitas) kepada kaum Mukminin, membenci kaum musyrikin dan orang-orang kafir serta berpaling (bara') dari mereka.Itulah prinsip yang disebut Al-wala' wal bara'

[Definisi Aqidah Al-Wala' wal Bara']
Aqidah al-wala' wal-bara' dapat didefinisikan sebagai penyesuaian diri seorang hamba terhadap apa yang dicintai dan diridhai Allah serta apa yang dibenci dan dimurkai Allah, dalam hal perkataan, perbuatan, kepercayaan, dan orang. Dari sini kemudian kaitan-kaitan al-wala' wal bara' dibagi menjadi empat:
1. Perkataan
Do’a dan dzikir yang sesuai dengan Sunnah adalah dicintai Allah, sedangkan mencela dan memaki dibenci Allah Azza wa Jalla.
2. Perbuatan
Shalat, puasa, zakat, sedekah dan berbuat kebajikan, mengerjakan Sunnah-Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dicintai Allah sedangkan tidak shalat, tidak puasa, bakhil, riba, zina, minum khamr, dan berbuat bid’ah dibenci Allah Subhanahu wa Ta'ala. 
3. Kepercayaan
Iman dan tauhid dicintai Allah, sedangkan kufur dan syirik dibenci Allah Subhanahu wa Ta'ala.
4. Orang
Orang yang Muwahhid (mengikhlaskan ibadah semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta'ala) dicintai Allah sedangkan orang kafir, musyrik, dan munafiq dibenci Allah Azza wa Jalla.

[Kedudukan Aqidah Al-Wala' wal Bara']
Pertama, Al-Wala' wal bara' merupakan bagian penting dari makna syahadat. Maka, ungkapan لاَ إِلَهَ (tiada ilah) dalam syahadat: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (tiada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah) berarti melepaskan diri dari semua sesembahan selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
“Sungguh Kami telah mengutus kepada tiap-tiap ummat seorang Rasul (yang menyerukan): ‘Beribadahlah hanya kepada Allah dan jauhkanlah thaghut...’” [An-Nahl: 36]

 Thaghut adalah semua yang disembah selain Allah Azza wa Jalla.

Kedua, Al-Wala' wal bara' merupakan bagian dari ikatan iman yang paling kuat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas yang kuat karena Allah dan permusuhan karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.” (HR. ath-Thabarani, dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah)

Ketiga, Al-Wala' wal bara' merupakan faktor utama yang menyebabkan hati dapat merasakan manisnya iman.
Bahwasanya ada seorang sahabat yang sedang berada di sisi Nabi shāllallahu ‘alaihi wa alihi wasallam, kemudian seseorang lewat di hadapan mereka. Lantas sahabat ini mengatakan: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku benar-benar mencintai orang ini”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun berkata kepadanya: “Apakah engkau telah memberitahukan rasa cintamu kepadanya?” Ia berkata: “Belum.” Beliau berkata: “Jika demikian, pergilah dan beritahukan kepadanya”. Maka ia langsung menemui orang itu dan mengatakan “Inni uhibbuka fillah” (sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah), lalu orang tersebut menjawab: “Ahabbakalladzi ahbabtani lahu” (Semoga Allah mencintaimu, Dzat yang telah menjadikanmu mencintai aku karena-Nya). (HR Ahmad dan Abu Daud)

Keempat, Pahala yang sangat besar bagi orang yang mencintai karena Allah,
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah  pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya[Q1]. (1) Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Allah (3)Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai kerana Allah, berkumpul dan berpisah kerana Allah juga, (5) Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya sambil berkata ‘Aku takut kepada Allah’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembuyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya, serta (7) Seorang yang berzikir kepada Allah di kala sendiri hingga meleleh air matanya basah kerana menangis.”(HR Bukhari)


[Hukum Aqidah Al-Wala' wal Bara']
Hukum al-wala' wal bara' dalam syari’at Islam adalah wajib, bahkan merupakan salah satu konsekuensi syahadat. Mengenai hukum wajibnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang-orang kafir sebagai wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka...” [Ali ‘Imran: 28]

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang Yahudi dan Nashrani sebagai pemimpin-pemimpinmu, sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lainnya. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” [Al-Maa-idah: 51]

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang (yang menentang Allah dan Rasul-Nya) itu adalah bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka...” [Al-Mujaadilah: 22]
Maka sahabat, sangat jelas sekali bahwa Allah azza wa jalla menekankan kita untuk mencintai seseorang karena Allah dan membencinya karena Allah. Cintailah seorang muslim karena agamanya, dan bencilah seorang yang kafir karena agamanya juga.

[Siapa yang Berhak Mendapatkan Wala’ dan Baro’ ?]
.       Orang yang mendapat wala’ secara mutlak, yaitu orang-orang mukmin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menjalankan kewajiban dan meninggalkan larangan di atas tauhid.
.       Orang yang mendapat wala’ dari satu segi dan mendapat baro’ dari satu segi, yaitu muslim yang bermaksiat, menyepelekan sebagian kewajiban dan melakukan sebagian yang diharamkan.
.       Orang yang mendapat baro’ secara mutlak, yaitu orang musyrik dan kafir serta muslim yang murtad, melakukan kesyirikan, meninggalkan shalat wajib dan pembatal keislaman lain.

[Tanda Al Wala' wal Bara']
1. Sebagian Tanda Al Wala’
a. Hijrah, yaitu pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan islami, dari lingkungan maksiat ke lingkungan orang-orang yang taat.
b. Wajib mencintai saudara muslim sebagaimana mencintai diri sendiri dan senang kebaikan ada pada mereka sebagaimana senang kebaikan ada pada diri sendiri serta tidak dengki dan angkuh terhadap mereka.
c. Wajib memprioritaskan bergaul dengan kaum muslimin.
d. Menunaikan hak mereka: menjenguk yang sakit, mengiring jenazah, tidak curang dalam muamalah, tidak mengambil harta dengan cara yang bathil, dsb.
e. Bergabung dengan jama’ah mereka dan senang berkumpul bersama mereka.
f. Lemah lembut  dan berbuat baik terhadap kaum muslimin, mendoakan dan memintakan ampun kepada Allah bagi mereka.

2. Di Antara Tanda Al Baro’
a. Membenci kesyirikan dan kekufuran serta orang yang melakukannya, walau dengan menyembunyikan kebencian tersebut.
b. Tidak mengangkat orang-orang kafir sebagai pemimpin dan orang kepercayaan untuk menjaga rahasia dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang penting.
c. Tidak memberikan kasih sayang kepada orang kafir, tidak bergaul dan bersahabat dengan mereka.
d. Tidak meniru mereka dalam hal yang merupakan ciri dan kebiasaan mereka baik yang berkaitan dengan keduniaan (misalnya cara berpakaian, cara makan) maupun agama (misalnya merayakan hari raya mereka).
e. Tidak boleh menolong, memuji dan mendukung mereka dalam menyempitkan umat Islam.
f. Tidak memintakan ampunan kepada Allah bagi mereka dan tidak bersikap lunak terhadap mereka.
g. Tidak berhukum kepada mereka atau ridha dengan hukum mereka sementara mereka meninggalkan hukum Allah dan Rasul-Nya.
Saudaraku seiman, semoga dengan mengetahui ilmu ini kita menjadi lebih bisa mencintai sesama muslim meskipun berbeda kelompok dengan kita, asalkan dia beraqidah yang baik yaitu Ahlus sunnah wal jama'ah. Apabila saudara seiman kita adalah pelakuka perbuatan tercela maka bencilah perbuatannya bukan dia sebagai seorang muslim. Dan janganlah menjadikan orang kafir dan atau musyrik menjadi teman karib kita, karena kita harus mengingat bahwa dia adalah orang yang mengingkari Allah azza wa jalla dan ajaran Rasulullah.

Semoga engkau diberikan kemudahan dan keistiqamahan dalam memahami ilmu, akhi ukhti.

Wallahu a'lam bis showab

Akhukum Kharisma Ridho Husodo

Sumber : 
Al-Quran Karim
Shahih Bukhari dan Muslim
muslimah.or.id

almanhaj.or.id

Rabu, 04 November 2015

Merekalah, yang berada di shaf terdepan dalam Islam

Mencintai Sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam merupakan hal yang wajib dilakukan setiap mukmin.

Allah melihat ke hati para hamba. Sebagaimana Allah memilih siapa yang terbaik hatinya untuk menjadi Rasul dan siapa yang terbaik hatinya untuk menjadi para Sahabat Rasul. Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu menyatakan:
Sesungguhnya Allah melihat pada hati para hamba. Kemudian Dia mendapati hati Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah hati terbaik di antara hambaNya. Maka Allah pilih untuk DiriNya, Allah utus beliau dengan risalahNya. Kemudian Allah melihat pada hati para hamba (yang lain) setelah hati (Nabi) Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Allah mendapati hati para Sahabatnya adalah sebaik-baik hati para hambaNya. Maka Allah jadikan mereka sebagai menteri (penolong) Nabinya, yang berperang di atas agamaNya. Maka apa yang dilihat oleh kaum muslimin (para Sahabat Nabi) sebagai kebaikan, maka itu adalah kebaikan di sisi Allah, dan apa yang mereka lihat sebagai keburukan, maka itu buruk di sisi Allah (H.R Ahmad no 3600, alBazzar no 1816 dihasankan oleh Syaikh al-Albany)

Hal ini menunjukkan, Allah memilih para Sahabat sebagai teman perjuangan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang sah di dunia. Sahabat bukan semata pilihan Rasulullah, tapi Allah lah yang memilih demikian. Dalam memberi amanah suatu risalah terhadap Rasull artinya Allah tidaklah memilihkan kepada Nabi-Nya kecuali agama yang paling sempurna, dan Allah tidaklah memilihkan sahabat kecuali mereka lah orang yang terbaik.

Mereka lah manusia-manusia yang paling jernih hatinya, paling bertaqwa setelah Rasulullah. Makanya Allah juga memuji para sahabat dan memberikan rahmat kepada mereka. Dalam surat At-Taubah, Allah ridho kepada mereka, dan mereka ridho kepada-Nya. Allah berfirman :
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan mereka pun ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (Q.S. At-Taubah [9]: 100)

Allah juga telah mengabarkan juga bahwa memberi kabar gembira berupa surga untuk sahabat dan mereka dijamin surga di dalamnya. Allah ridho terhadap mereka sahabat yg membaiat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di bawah pohon, yg dikenal dengan Baiatul Ridwan. Semua yg hadir dalam baiat itu dijamin masuk surga. Yang ikut dalam baiatul ridwan adalah sahabat-sahabat pilihan. Oleh karena itu Allah meridhoi mereka dan menurunkan sakinah (ketenangan di hati mereka). Itu yang diturunkan kepada hati para sahabatnya. Para sahabat dipuji di dalam surat Al Fath. Allah berfirman :
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang kepada sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar." (Q.S. Al-Fath [48]: 29)

Ayat-ayat tersebut merupakan contoh-contoh sanjungan dan pujian Allah serta Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kepada para sahabat secara umum. Selain itu, dalam ayat tersebut disebutkan sifat sahabat antara lain adalah saling kasih sayang, ahli shalat, sangat tegas terhadap orang kafir dan wajah mereka bercahaya (karena mereka ahli shalat, ahli sedekah dan amalan amalan luar biasa yang lain). Dan Allah telah menjadikan bagi mereka yang berimna dan beramal shaleh berupa ampunan. Sifat sahabat juga adalah ahli ibadah zahir dan batin, saling kasih sayang sesama muslim. Sangat tegas terhadap musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Allah telah menjajikan mereka dengan surga. Ayat ini menunjukkan sahabat Nabi, yang intinya dari ayat-ayat tersebut adalah Allah ridho terhadap sahabat serta cinta, menerima keimanan, memberikan sakinah kepada mereka dan mereka adalah ahli ibadah, ahli rahmat dan di hati mereka ada ketegasan terhadap musuh-musuh Allah.

Sehingga tidak ada kumpulan manusia terbaik setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang lebih baik dan lebih bertaqwa kecuali kumpulan murid-murid Rasulullah yaitu para sahabat. Oleh karena itu, sahabat rasul adalah batu ujian, siapa yg mencintai sahabat adalah mukmin dan siapa yg benci sahabat adalah benci islam.

Barang siapa yang cinta Allah, Rasul, Al-Quran,Islam maka akan cinta sahabat rasul. Dan barang siapa yang benci sahabat maka dia membenci islam, Al-Quran, Rasul dan Allah.
Karena tidak mungkin berkumpul rasa cinta islam dengan benci kepada sahabat. Karena antara Allah,Rasul, Al-Quran, Islam dan para sahabat terdapat sinergisme dan saling terkait.
Allah telah mengikat mereka kepada agama ini dan menjadikan mereka ahli dalam agama ini. Hal ini menunjukkan wajibnya kita meneladani para sahabat dalam ibadah, ketaatan dan perilaku mereka. Kita melakukan seperti apa yg mereka lakukan.
Allah ridho terhadap mereka yang berarti perilaku mereka itu pantas untuk ditiru. Allah menurunkan sakinah artinya tuma'ninah, taufiq dan hidayah.

Dan Allah mengeratkan dengan kalimat taqwa. Allah menjadikan sahabat terikat pada taqwa. Dan Allah menjadikan sahabat sebagai ahluddiin yang melaksanakan agama islam ini sehingga Allah menyebutkan bahwa ketaqwaan mereka terbaik dan berada tepat di atas apa yang Allah ridhoi. Ini menunjukkan bahwa kita wajib meneladani sahabat Rasul karrna mereka berhasil menjalani agama dengan benar dan sampai kepada Ridho Allah maka barangsiapa yang mengikuti di belakang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka akan sampai pada ridho Allah juga. Allah ta'ala berfirman :
Jika mereka beriman sebagaimana iman kalian (wahai para Sahabat Nabi), maka sungguh mereka akan mendapatkan petunjuk. Tetapi jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu), maka Allah Mencukupkan engkau (Muhammad) terhadap mereka (dengan pertolongan-Nya). Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S al-Baqoroh ayat 137).

Diantara para sahabat ada yang dimuliakan Allah diantaranya ada yg dijamin masuk surga, diberikan kabar gembira dengan disebut namanya, diberikan kabar gembira dengan mendapat keutamaan akhirat. Diantaranya penyebutan khusus sahabat adalah hadits berikut :
Dari Abdurrahman bin ‘Auf, dia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: Abu Bakr di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Az Zubair di surga, Abdurrahman bin ‘Auf di surga, Sa’d di surga, Sa’id di surga, dan Abu Ubaidah ibnul Jarrah di surga.” [HR At Tirmidzi (3747), hadits shahih.]

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
Kemudian ikutilah teladan orang-orang setelahku dari shahabatku yaitu Abu Bakar dan Umar. (HR. Tirmidzi, Baihaqi dan Hakim)
Yang dimaksud adalah diikuti perbuatan dan ucapan mereka karena mereka berdua adalah dua sesepuh, pemimpin, syiekh kaum muslimin. 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan. (adapun) yang tujuh puluh dua akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk Surga, yaitu “al-Jama’ah.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Al hakim)
Al-Jama'ah, merekalah yang mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Sahabat. Barang siapa yang sama dengan ilmu,dakwah, perilaku dan ibadah para sahabat maka ia akan selamat.

Dari Abi Nujaih ‘Irbadl bin Sariyyah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memberi pelajaran kepada kami sehingga hati kami takut kepadanya dan mata mencucurkan air mata. Kami berkata : “Wahai Rasulullah, sepertinya pelajaran ini adalah pelajaran orang yang akan berpisah ? Oleh karena itu, berilah kami nasihat”. Beliau bersabda : “Aku wasiatkan hendaklah kalian bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat kendati kalian diperintah oleh seorang budak, karena orang-orang yang hidup (sepeninggalku) dari kalian akan melihat pertentangan yang banyak. Maka, hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para khulafaur-rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku. Gigit (pegang erat) sunnah tersebut dengan gigi geraham. Tinggalkanlah hal-hal yang baru, karena setiap bid’ah adalah sesat” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4607; At-Tirmidzi no. 2676; Ahmad 4/126-127; Ad-Darimi 1/44; Ibnu Majah no. 43,44; Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah no. 27; Ath-Thahawi dalam Syarh Musykilil-Atsar 2/69; Al-Baghawi no. 102; Al-Aajurriy dalam Asy-Syari’ah hal. 46; Al-Baihaqi 6/541; Al-Lalika’i dalam Syarh Ushulil-I’tiqad no. 81; Al-Marwadzi dalam As-Sunnah no. 69-72; Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 5/220, 10/115; dan Al-Hakim 1/95-97. Hadits tersebut berkualitas shahih].
Karena di akhir zaman akan muncul perkaraan yang baru itu, dan itu adalah bid'ah dan bid'ah tempatnya di neraka. Oleh karena para sahabat adalah orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah, sehingga bagaimana dimungkinkan diperbolehkan mencaci, melukai, dan menjelekkan sahabat?
Karena jika demikian, maka sama saja mencaci, melukai dan menjelekkan firman Allah.
Seolah-olah berkata kepada Allah, Ya Allah apa yang Engkau katakan tentang mereka itu tidak benar
Dan seolah-olah berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam "Wahai Rasulullah, apa yang engkau ceritakan tentang mereka itu salah". Naudzubillah

Ini adalah bentuk mendustakan Allah dan Rasul-Nya karena mengingkari Al-Quran dan Sunnah. Dalam Al-Quran dari Alfatihah sampai An-Nas apa yg dikatakan tentang sahabat? Tidak ada yg mencela maupun merendahkan, yg ada adalah memuji mereka.
Sehingga barangsiapa yang mencintai sahabat maka dia telah mengikuti Al-Quran. Maka syiah Rafidhah yang mencaci sahabat telah jauh dari apa yg dituliskan dari Al-Quran.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
”Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti Gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya.(Bukhari dan Muslim)
Karena para sahabat memiliki apa yg tidak dimiliki oleh lainnya. Apa itu? Yaitu masuk islam lebih dahulu, mereka berada di shaf terdepan dalam Islam. Maka tidak ada seorangpun yang bisa menyalip sahabat apapun yang dia lakukan.
 
Sampai-sampai diumpamakan, seandainya ada salah seorang kamu berinfaq dengan emas sebesar besarnya maka itu tidak menyamai 1 genggam infaq seorang sahabat yang hanya berupa mud. MasyaaAllah.
Dan juga karena mereka adalah tiang islam, tanpa perjuangan mereka maka tidak akan ada islam. Dan tidak akan pernah islam sampai di belahan bumi baik di barat maupun di timur.
Doa Rasulullah
"Ya Allah, jika sekelompok sahatku ini kalah maka tidak akan yg menyembah-Mu di dunia ini."
Dalam riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang sesuai dengan syarat Imam Muslim dari hadits Jâbir, ditegaskan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَنْ يَدْخُلَ النَّارَ أَحَدٌ شَهِدَ بَدْرًا
Yang ikut serta dalam Perang Badar tidak akan masuk neraka.
Sekali lagi kita tidak bisa merasakan nikmatnya Islam tanpa perjuangan dari para sahabat. Mereka lah tiang dan pondasi agama islam, akan tetapi Sahabat itu tidak maksum. Sahabat bisa saja berbuat dosa, hanya para Rasul dan Nabi yang tidak berbuat dosa dan diberi label maksum.
Apakah artinya jika mereka melakukan dosa akan membatalkan kedudukannya di kedudukan yang tinggi?
Tidak, karena mereka telah diridhoi oleh Allah. Karena mereka memiliki kebaikan yang banyak seperti gunung / lautan sementara kesalahan mereka hanya seprti satu titik/satu butir pasir sehingga tidak bisa membatalkan kedudukan mereka yang luhur.
Karena timbangan yang menuntunkannya ke surga adalah bukan maksum ataupum tidak maksum akan tetapi mana yg lebih berat timbangannya? Amal shaleh/kebaikannya atau keburukannya? Karena surga adalah untuk orang yang lebih banyak kebaikannya.
Tapi mereka, syiah rahidhah memiliki timbangan yang salah dengan timbangan Allah. Jika mereka mencela para sahabat, maka tercelalah Al-Quran yang dibawa para sahabat, tercelalah sunnah dan ajaran dalam shahih bukhari, shahih muslim, musnad ahmad dan lain-lain. Mereka itu membungkus kebencian mereka kepada Abu Bakar yang memimpin penaklukan persia yang disempurnakan oleh Umar bin Khattab sehingga runtuhlah imperium persia.

Orang-orang yg menempati madinah, mereka antara anshar dan muhajirin saling mengasihi. Mereka mengutamakan saudaranya dibandingkan dirinya, inilah sahabat Rasulullah shallallahu 'zlaihi wasallam. Siapa yg diselamatkan dari sifat kikir maka berungtunglah. Inilah sifat orang anshar. Dan mereka berilndung dari membenci orang-orang yang telah beriman.

Alhamdulillah, semoga tulisan diatas bermanfaat. Maaf apabila ada salah kata dan penulisan.

Akhukum Kharisma Ridho

Ditulis dari ringkasan kajian oleh Prof. Dr. Luthfullah bin Mula, Guru Besar Aqidah, Universitas Ummul Qura Makkah
Selasa, 21 Muharram 1437H di Masjid Jami' Al-Umm, Malang
Copyright © 2014 Qolbu Booster