Sabtu, 02 Juli 2016

Manakah yang lebih sering?



Sudah 27 hari kita berada di bulan Ramadhan. Jujur saja, kita sekarang tidak bisa hidup tanpa berlepas dari kepentingan dunia. Akan tetapi  jangan sampai kepentingan dunia mengalihkan perhatian kita dari keutamaan dunia.
Lalu, di akhir Ramadhan ini, mana kah yang lebih sering kamu pegang? Mana yang sering menemanimu di waktu waktummu? Mana yang lebih sering mampir di hati kita ketika kita sedang tidak sibuk?
HP atau Al-Quran? Shalat atau nonton bioskop? I’tikaf di masjid atau shoping di Mall? Perbanyak doa atau main petasan?

Terkadang, HP kita anggap lebih penting sekali-sekali seakan-akan HP ini adalah jantung kedua kita. Akan tetapi di akhir Ramadhan ini kurangilah interaksimu dengan HP, perbanyak tilawah Quran atau amalan-amalan shalih yang lainnya.
Karena ketika engkau masuk dalam dunia maya lewat HP, maka mudharat lebih banyak daripada manfaatnya. Ibnul Jauzi rahimahullah berkata
“Dunia lebih besar sihirnya dari Harut dan Marut. Sihir Harut dan Marut memisahkan suami dan istrinya. Sementara dunia memisahkan hamba dengan Rabb-nya.

MasyaaAllaah, sangat realistis apa yang dikatakan oleh ulama kita. Kita harus bisa pintar-pintar dalam menyikapi dunia. Janganlah kau jadi budak dunia sehingga dia lah mengatur kehidupanmu, tapi jadikanlah dunia itu budakmu sehingga engkau yang mengatur urusan duniamu. Abdullah bin Mubarak berkata :
“Dunia merupakan penjara bagi orang beriman, sabar serta menahan diri merupakan amal terbesarnya di dalam penjara, dan negeri bagi orang beriman bukanlah dunia, melainkan akhirat"

Coba perhatikan, surat yang ditulis seorang ulama tabi’in Hasan Al Bashri kepada khalifah, Umar bin Abdul Aziz :
Amma ba’du, sesungguhnya dunia ialah negeri yang mencemaskan. Adam diturunkan kepadanya tak lain sebagai hukuman atasnya. Ketahuilah, sesungguhnya keadaan dunia tak seberapa, barangsiapa memuliakannya, hinalah dia. Setiap saat selalu ada yang binasa disebabkan dunia. Maka jadilah engkau, wahai amirul mukminin, laksana orang yang mengobati lukanya; ia bersabar akan rasa sakit (ketika mengobati), karena khawatir musibahnya akan berkepanjangan. Wassalaam.” (Hilyatul Auliya’, 1/272)

Maka coba perhatikan para pendahulu kita dalam menghadapi dunia, maka belajarlah dari mereka apalagi di bulan Ramadhan ini. Maka sayang, apabila dilewatkan dengan hal yang tak berrmanfaat.
Wallahu a’lam bish showab

Akhukum Kharisma Ridho Husodo
Sabtu, 27 Ramadhan 1437H

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Qolbu Booster