Kamis, 26 November 2015

Jangan Coba-coba Menyelisihi Sunnah



Kita berada di zaman ketika ada amalan sunnah Rasul maka mereka enggan melakukan dan bilang “Kan Cuma sunnah”
Sementara kita tahu bagaimana para sahabatt radhiAllah’anhum ketika mengetahui sunnah Rasul maka mereka melakukannya karena itu adalah “sunnah”
Semoga kita terhindar dari golongan yang menyelisihi dan mengingkari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengutus Nabi Muhammd Shallallahu 'alaihi wa sallam, agar Beliau mengeluarkan manusia dari berbagai kegelapapan menuju cahaya. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya, menunaikan amanah, menyampaikan risalah dan menasihati ummat. Sehingga tidaklah Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam wafat, kecuali agama Islam telah sempurna, nyata, terang-benderang, tidak ada yang menyimpang darinya kecuali pasti binasa.

Allah Azza wa Jalla berfirman:
"Dan taatlah kepada Allah dan RasulNya jika kamu adalah orang-orang beriman". [Al Anfal:1].

Dalam menafsirkan ayat ini, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata: "Sesungguhnya keimanan itu mengajak kepada ketaatan kepada Allah dan RasulNya, sebagaimana jika orang yang tidak mentaati Allah dan RasulNya, maka dia bukanlah seorang mukmin"
Mentaati Allah, yaitu dengan mentaati Al Qur’an, dan mentaati RasulNya ialah dengan mentaati Sunnah Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ketika Allah memerintah kita untuk taat kepada Rasul-Nya maka kita harus taat meskipun perintah Rasul ada yang tidak sesuai dengan nafsu dan perasaan kita.
Jangan protes apabila kita diperintah memelihara jenggot
Jangan protes apabila kita diperintah menggunakan jilbab syar’i
Jangan protes apabila kita diperintah menuntut ilmu agama
Jangan protes apabila kita diperintah mengikuti sunnahnya
Karena kelak di hari kiamat kita lah yang akan mengemis meminta agar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memintakan syafa’at untuk kita. Sungguh ironis, apabila kita menyia-nyiakan sunnah beliau akan tetapi kita akan merengek agar ditolong oleh beliau. Pantaskah?
Allah berfirman: “Maka hendaklah berhati-hati orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya untuk tertimpa fitnah atau tertimpa adzab yang pedih.” (An-Nur: 63).
Ayat diatas adalah ancaman bagi orang-orang yang menyelisihi sunnah beliau. Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat ini: “Hendaklah takut siapa saja yang menyelisihi syariat Rasul secara lahir maupun batin. “Untuk tertimpa fitnah” dalam hatinya baik berupa kekafiran, kemunafikan atau bid’ah “atau tertimpa adzab yang pedih” di dunia dengan dihukum mati atau dihukum had atau dipenjara atau sejenisnya.” (Tafsir Ibnu Katsir)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa yang membenci Sunnahku, dia bukan dari golonganku.” (Shahih, HR. Muslim)
Maksud bukan dari golonganku artinya dia termasuk orang kafir jika ia berpaling dari Sunnah Nabi, tidak meyakini As Sunnah itu sesuai dengan nyatanya. Tapi jika ia meninggalkannya karena menggampangkannya, maka artinya ia tidak di atas tuntunan Nabi.

Ancaman yang menakutkan bukan?
Jadi apa yang telah Allah ancamkan sangat mungkin terjadi pada individu atau kelompok pada masyarakat kita jika Allah tidak memberi rahmat-Nya. Dan banyak kita ketahui dan lihat dari orang-orang yang tertimpa musibah lantaran menghina Sunnah Nabi.

Semoga Allah melindungi kita dan memberikan kita keteguhan dalam menjalankan sunnah beliau.

Wallahu a’lam bish showab

Qolbubooster.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Qolbu Booster