Senin, 11 Januari 2016

Nasihatmu, bisa menghinakanku teman



Pernahkah mendapat ucapan seperti diatas dari teman kita? Padahal apa yang kita katakana kepadanya adalah kebenaran dari Al-Quran / As-sunnah.
Kalau pernah, maka kita perlu memperbaiki cara nasihat kita, isinya memang benar tapi cara kita menasehati itu tidak benar

Imam Syafi’I rahimahullah berkata :
Tutuplah kesalahanku dengan menasihatiku seorang diri.
Janganlah menasihatiku di hadapan khalayak ramai
Karena menasihatiku di hadapan orang lain adalah bagian dari menjelekkanku,
Aku tidak ridha mendengar seperti itu.
Jika engkau enggan menuruti perkataanku.
Maka janganlah kaget jika nasihatmu tidak ditaati.
(Al-Mu’jam Al-Jami’ fi Tarajim Al-‘Ulama’ wa Talabatul ‘Ilm Al-Mu’ashirin, Asy-Syamilah)

Apakah kita rela apabila aib kita dinasehati di depan khalayak umum?
Apakah kita rela apabila keburukan kita ditampakkan pada orang yang kita cintai?

Maka perlakukanlah saudara kita, sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya”.

Apabila menginginkan kebaikan untuk saudaranya, maka nasihatilah dengan cara yang baik.
Maka apabila ingin menasehati, perhatikanlah beberapa aspek berikut :
1.       Jangan menjatuhkan kehormatannya di depan orang lain / khalayak umum
2.       Ingatlah bahwa, ada yang tidak mau menerima nasihat dengan cara yang tidak baik kendatipun konten nasihatnnya baik
3.       Nasihatlah dengan hikmah dan juga dengan pengajaran yang baik. Apabila perlu, bantahlah dengan cara yang baik (QS An-Nahl : 125)
4.       Sifat orang mukmin adalah menasihati dan menutupinya, sedangkan orang munafik menasihati namun maksudnya untuk menjelek-jelekkan

Semoga kita bisa menjadi seorang muslim yang bisa memenuhi hak muslim lain dengan cara yang baik.

Wallahu a’lam bish showab
Akhukum Kharisma Ridho


0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Qolbu Booster