Nasihatmu, bisa menghinakanku teman
Pernahkah mendapat ucapan seperti diatas dari teman kita? Padahal
apa yang kita katakana kepadanya adalah kebenaran dari Al-Quran / As-sunnah.
Kalau pernah, maka kita perlu memperbaiki cara nasihat kita,
isinya memang benar tapi cara kita menasehati itu tidak benar
Imam Syafi’I rahimahullah berkata :
Tutuplah kesalahanku dengan menasihatiku seorang diri.
Janganlah menasihatiku di hadapan khalayak ramai
Karena menasihatiku di hadapan orang lain adalah bagian dari
menjelekkanku,
Aku tidak ridha mendengar seperti itu.
Jika engkau enggan menuruti perkataanku.
Maka janganlah kaget jika nasihatmu tidak ditaati.
(Al-Mu’jam Al-Jami’ fi Tarajim
Al-‘Ulama’ wa Talabatul ‘Ilm Al-Mu’ashirin, Asy-Syamilah)
Apakah kita rela apabila aib kita dinasehati di depan khalayak
umum?
Apakah kita rela apabila keburukan kita ditampakkan pada orang
yang kita cintai?
Maka perlakukanlah saudara kita, sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia
mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya”.
Apabila menginginkan kebaikan untuk saudaranya, maka nasihatilah
dengan cara yang baik.
Maka apabila ingin menasehati, perhatikanlah beberapa aspek
berikut :
1.
Jangan menjatuhkan kehormatannya di depan
orang lain / khalayak umum
2.
Ingatlah bahwa, ada yang tidak mau menerima
nasihat dengan cara yang tidak baik kendatipun konten nasihatnnya baik
3.
Nasihatlah dengan hikmah dan juga dengan
pengajaran yang baik. Apabila perlu, bantahlah dengan cara yang baik (QS
An-Nahl : 125)
4.
Sifat orang mukmin adalah menasihati dan
menutupinya, sedangkan orang munafik menasihati namun maksudnya untuk
menjelek-jelekkan
Semoga kita bisa menjadi seorang muslim yang bisa memenuhi
hak muslim lain dengan cara yang baik.
Wallahu a’lam bish showab
Akhukum Kharisma Ridho
0 komentar:
Posting Komentar