Senin, 17 Juli 2017

Kalau bukan karena nikmat iman, Apalagi?




Kalau bukan karena iman, apalagi?
Malang katanya sedang berada pada suhu yang dingin yaitu diberitakan sekitar 14 Celcius. MasyaAllah, membayangkannya saja sudah dingin apalagi kalau beneran. Dan kita tahu bahwa saat dingin-dinginnya adalah malam hari sampai shubuh, bayangkan saja jika shubuh gitu terus mandi. Subhanallah, bariid jiddan.
Enaknya kalau pagi-pagi dingin gitu ngapain? pasti yang enak adalah di tempat tidur, selimutan sampao matahari muncul biar udara lebih hangat.  Dunia memang dijadikan indah dalam pandangan manusia hingga banyak manusia tertipu dengan hijau dan gemerlapnya dunia.

Allah azza wa jalla berfirman :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ ﴿١٤﴾
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali Imran: 14)

Akan tetapi terdapat hamba-hamba Allah yang mau untuk bangun di pagi-pagi yang dingin dan mengambil air wudhu yang rasanya seperti air di dalam kulkas bahkan ada hamba Allah yang datang sebelum adzan shubuh berkumandang.

Kalau bukan iman di hatinya, apa yang bisa membuatnya untuk memenuh panggilan tertinggiNya?
Mereka cinta kepada RabbNya melebihi cintanya terhadap kenikmatan dunia yang sesaat.
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللهُ وَرَسُولُهُ أحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سَوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إلاَّ لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Tiga Hal yang jika ada pada diri seseorang, ia akan meraih manisnya iman: (1) Allah l dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) ia mencintai seseorang, tidaklah mencintainya melainkan karena Allah l, (3) ia membenci untuk kembali kepada kekafiran—setelah Allah l menyelamatkannya darinya—sebagaimana ia benci apabila dilempar ke dalam api.” (HR Muslim)

Secara mafsu manusiawi, bukankah lebih enak untuk tidak memasang alarm di waktu shubuh? Sehingga bisa tidur sampai suasana hangat. Yaa, memang nikmat akan tetapi orang-orang yang beriman akan lebih nikmat ketika mereka beribadah dan mendekatkan diri kepada RabbNya.
Kalau bukan karena iman di hatinya, apa yang bisa mendorongnya untuk rela bangun di pagi hari untuk bertemu Allah di rumahNya?

Subhanallah, akan tetapi kebanyakan masjid masih diisi orang yang sudah tua. Lalu kemana para pemudanya? Ini masjid bukan panti jompo, seharusnya pemuda pemuda yang memakmurkan. Karena iman bukan sekadar keyakinan atau pengakuan semata. Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata,
لَيْسَ الْإِيْمَانُ بِالتَّحَلِّي وَلَا باِلتَّمَنِّي وَلَكِنْ مَا وَقَرَ فِي الْقَلْبِ وَصَدَّقَتْهُ الْأَعْمَالُ
“Sesungguhnya iman bukanlah angan-angan atau pengakuan semata, namun iman adalah keyakinan yang tertancap dalam hati dan dibuktikan dengan amalan-amalan.”

Ayo bangun wahai pemuda muslim, kalau shalat berjamaah shubuh saja tidak bisa kau tegakkan bagaimana engkau akan menegakkan kakimu di padang mahsyar?
Bukannya aneh jika ada orang yang tidak menghadiri undangan lalu orang itu mengharapkan dekat dengan pemberi undangan?
Think again.
Wallahu a'lam. Barakallahu fiikum

Kharisma Ridho Husodo
Bumi Arema, Embun pagi pada suhu 180 C
24 Syawal 1438H

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Qolbu Booster