Senin, 06 November 2017

Konsekuensi Orang Keren

Sudah menjadi ketentuan yang ma’ruf, bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang maka godaan dan ujian semakin kencang menerpa.
Apalagi soal keimanan, siapapun bisa memiliki keimanan yang tinggi, karena tidak pandang keturunan, tidak pandang kekayaan, tidak pandang ras dan suku serta tidak pandang rupamu. Akan tetapi masalah keimanan ini menyangkut, apa yang ada di dalam hati dan kualitas amalan kita bro.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
 “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim)

Sehingga orang yang “keren” imannya, sudah konsekuensinya jika memiliki ancaman godaan dari setan. Tapi dia sudah tahulah, bahwa godaan tersebut merupakan propaganda dari syetan. Jadi kalau untuk tergoda itu, entar dulu lah. Sudah ada dari zaman dulu, zamannya Nabi Yusuf ‘alaihissalam bahwa orang yang semakin keren itu, godaanya semakin berat lah. 

Bahkan, ketika dihadapkan godaan tersebut dengan kerennya Nabi Yusuf ‘alaihissalam rela menjual dunia demi akhiratnya. Sebagaimana yang telah tertulis dalam Al-Quran :
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ﴿٣٣﴾فَاسْتَجَابَ لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Yusuf berkata: “Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan diriku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh. Maka Rabbnya memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS Yusuf : 33-34)

Coba tengok akhi, Nabi Yusuf ‘alaihissallam lebih memilih menghuni penjara daripada berbuat maksiat. Demikianlah seharusnya orang keren, bila di hadapkan pada dua pilihan ujian, berbuat maksiat atau hukuman duniawi, maka ia memilih sanksi duniawi ketimbang melakukan perbuatan dosa yang mendatangkan hukuman berat di dunia dan akhirat. Karena itulah, termasuk dari tanda kerennya keimanan, yaitu seorang hamba benci kembali kepada kekufuran setelah diselamatkan Allah ta’ala darinya, sebagaimana ia benci dicampakkan ke nyala api.

Sekali lagi saudaraku, jangan sampai dirimu tergoda oleh langkah setan. Allah ta’ala berfirman :
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚإِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah dia musuh. Karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS Faathir : 6)

Ingatlah, sesungguhnya janji Allah ta’ala berupa hari kebangkitan, hari pembalasan, dan pertolongan-Nya adalah nyata. Janganlah engkau terpedaya oleh dunia dan janganlah fokus kalian kepada akhirat teralihkan. Sesungguhnya, setan adalah musuh bagi anak Adam semenjak dahulu dan nyata. Janganlah janji-janji manis setan itu menipu kalian. Setan hanya menipu pengikutnya agar bersama-sama menjadi penghuni neraka yang apinya menyala-nyala.

Semoga, Allah ta’ala melindungi kita dari tipu daya setan. Aamiin

Wallahu a’lam

Penyusun : Kharisma Ridho Husodo

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Qolbu Booster