Rabu, 10 Maret 2021

Kekayaan Hati dari Sifat Qana'ah


Ada orang yang banyak hartanya tapi masih melakukan kecurangan / korupsi, mungkin penyebabnya adalah dia kurang bersedekah atau membagikan hartanya di jalan Allah. Pandangannya soal dunia hanya terus menerus ke atas sampai lupa yang di bawah sehingga dirinya tidak pernah merasa cukup atas pemberian dari Allah ta’ala. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Salah satu amalan hati yang patut dimiliki seorang muslim adalah sifat qana’ah yang berarti ridla (rela) terhadap segala bentuk pemberian Allah yang telah ditetapkan, tidak dihinggapi ketidakpuasan, tidak pula perasaan kurang atas apa yang telah diberikan. Tahu bahwa segala rezeki telah diatur dan ditetapkan oleh Allah, sehingga hasil yang akan diperoleh sebagai ‘imbal jasa’ dari usaha yang dicurahkan tidak akan melebihi apa yang telah ditakdirkan oleh Allah kepada hamba-Nya.

Qana’ah adalah kekayaan hati dan lebih memudahkan mengingatkan mati. Qana’ah bisa hilang dengan gila harta, merasa tidak cukup dengan harta yang dimiliki. Orang yang qana’ah merasa bahwa di dunia itu tempat singgah bukan tempat tinggal sehingga lebih menghargai dan mensyukuri apa yang dimilikinya. Dunia ini adalah penipu paling ulung, karena dengan tipuan dunia manusia menjadi takut miskin dan melakukan apapun untuk mencapai ambisi dunianya bahkan di akhir hidupnya.

Manfaat dari sifat qana’ah diantaranya adalah mendekatkan diri kepada Allah ta’ala karena ketika seseorang muslim merasa bahwa hidupnya tidak lama dan mendatkan nikmat sekecil apapun dia akan bersyukur karena menganggap bahwa rezekinya akan terpenuhi seluruhnya sebelum ajal tiba. Qana’ah akan memperkuat iman seorang muslim. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Jadilah seorang yang wara’, niscaya engkau menjadi manusia yang paling baik dalam beribadah. Dan jadilah seorang yang qana’ah, niscaya engkau menjadi manusia yang paling bersyukur” (Shahih. HR. Ibnu Majah).

Qana’ah adalah anugerah terindah Allah, dan untuk mencapainya manusia harus berusaha dengan melakukan amalan hati dan aman dzhahir. Yang terpenting adalah menanamkan rasa keimanan yang kuat kepada Allah ta’ala, yang terpenting adalah Tauhid. Ketika mempercayai bahwa Allah ta’ala adalah Rabb kita, dengan segala sifat-Nya yang mulia maka niscaya hati kita menjadi tenang. Allah adalah Ar-Razaq, Maha pemberi rezeki, dengan begitu seorang hamba layaknya tidak perlu cemas karena Allah ta’ala yang mencukupkan dan membagikan rezeki kepada hamba-Nya bahkan binatang melata sekalipun. Selain itu hendaknya kita memahami dan mentadaburi Al-quran terkhusus tentang konsep rezeki. Salah satunya dalam Al-quran disebutkan firman Allah ta’ala :

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Al Lauh Al Mahfuz).” (QS. Huud: 6).


Selain itu berlatih menata hati dan sikap bahwa Allah ta’ala memberikan rezeki kepada setiap hamba-Nya berbeda sesuai kemampuan hambaNya. Salah satu hikmah timbulnya perbedaan rezeki sehingga ada yang kaya dan yang miskin adalah agar kehidupan di bumi bisa berlangsung, terjadi hubungan timbal-balik di mana kedua pihak saling mengambil manfaat, yang kaya memberikan manfaat kepada yang miskin dengan harta, sedangkan yang miskin memberikan bantuan tenaga kepada yang kaya, sehingga keduanya menjadi sebab kelangsungan hidup bagi yang lain (Tafsir al-Baghawi dalam Surat Az-Zukhruf ayat 32).


Diantara yang bisa menumbuhkan sifat Qana’ah adalah melihat orang yang di bawah kita karena akan membuat kita lebih bersyukur, membaca kisah salafush shalih dalam sikapnya menghadapi dunia, dan memahami dampak buruknya berlomba-lomba menumpuk harta tanpa tujuan akhirat. Serta yang paling utama adalah berdo’a untuk minta kepada Allah ta’ala hati yang qana’ah.


Wallahu a’lam bish showab

Selasa, 26 Februari 2019

Doa untuk Saudaramu yang Jarang Terucap

Kebanyakan kita, hanya memikirkan diri sendiri,
Padahal kalau tampil di depan orang-orang, kita berlagak peduli
Tapi nyatanya hal yg mudah saja utk kamu berikan orang lain tak mampu
yaitu doa

Doa utk diri sendiri pasti itu ga pernah terlupa,
doa untuk orang tua? yaa terkadang ingat dan terkadang lupa
doa untuk orang lain di luar pagar rumah kita? Buat apa toh hidup kita yaa hidup kita

Ini lah potret bedanya masyarakat awam dengab orang shalih di zaman emas
Ummu Darda’ mengkisahkan bahwa Abu Darda’ radhiyallahu 'anhu memiliki 360 kekasih di jalan Allah yang selalu dido’akan dalam shalat, lalu Ummu Darda’ mempertanyakan hal tersebut, beliau menjawab: “Apakah aku tidak boleh menyukai jika para Malaikat mendo’akanku?” (kitab Siyar A’laamin Nubalaa)

Bedakan? itu lah iman yg menancap kuat pada seorang hamba.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ. كُلَّمَا دَعَا ِلأَخِيْهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِيْنَ. وَلَكَ بِمِثْلٍ.
Do’a seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang dido’akannya adalah do’a yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada Malaikat yang menjadi wakil baginya. Setiap kali dia berdo’a untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka Malaikat tersebut berkata: ‘Aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.(HR Muslim)

Bayangkan kita berdoa yang meng"amin"kan adalah malaikat. Makhluk yg paling mulia, selalu tunduk pada Allah ta'ala dan tak pernah durhaka kepada-Nya. Banyak-banyaklah kita mendoakan kebaikan kepada orang lain. Demi Allah tak ada ruginya. Jika dikabulkan temanmu mendapatkan kebaikan, kamu pun jg dapat kebaikan yg serupa dan pahala. Jika masih ditangguhkan, maka pahala tetap ada padamu dan tak ada yg sia-sia.

That's the perfection of eemaan. Kamu mencintai temanmu sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri. Kamu suka sesuatu didapatkan orang lain sebagaimana kamu suka mendapatkan hal itu juga.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Begitu indahnya agama ini, sampai seorang yg mengharapkan kebaikan orang lain bakal diganjar dengan hal yang sama sebagimana yg ia harapkan untuk orang lain.

Layangkan doamu, langitkan dan terbangkan bisikan harapanmu kepada Rabb semesta alam. Karena untuk menerbangkanya tak perlu keluar biaya sedikitpun, tak perlu kuota juga. Bahkan dengan hal yg cuma-cuma tersebut akan datang rezeki Allah yg luar biasa.

Allah Maha Kaya sedangkan kita fakir terhadapNya.

wallahu a'lam bish showab

Jumat, 30 November 2018

Jangan biasakan Mubadzir

Pernah melihat orang pesan makanan berbagai macam lauk tapi akhirnya banyak yang tersisa?
atau pernah melakukan?
Saya kira semua orang pernah melakukannya. 

Bahagia ada di dalam hati

Jika bahagia terletak pada harta,
maka orang miskin selamanya tidak akan bahagia

Kamis, 29 November 2018

Menjadi Manusia Terkaya di Dunia


Siapa manusia paling kaya di dunia?
Majalah Forbes USA mencatat orang paling kaya tahun 2018 adalah Jeff Bezos (CEO amazon.com) dengan total 160 miliar dolar USA. Lalu baru berikutnya disusul oleh Bill Gates (CEO Microsoft).
Beginilah fitrah manusia, suka akan harta. Saya yakin ketika ditanya, "Apakah kamu ingin menjadi kaya raya?". Maka yg baca ini pun juga akan mengangguk.
Tapi karena kita sebagai muslim, terdapat kisah-kisah orang kaya yg masyaAllah luar biasa dan kiar bagaimana agar kita menjadi orang kaya.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullahu menjelaskan tentang hakikat kekayaan.
"Kekayaan itu terdapat 2 tingkatan yaitu kekayaan tingkat rendah dan kekayaan tinggi. Sementara dalam kekayaan tingkat tinggi terdapat 3 tingkatan : pertama, kekayaan hati ; Kedua, kekayaan jiwa ; dan ketiga kekayaan bersama Allah"
Kekayaan tingkat rendah merupakan kekayaan yg erat hubungannya dengan harta & benda. Harta dalam bahasa arab
Allah ta'ala berfirman :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَالْبَـنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَـيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَـرْثِ ۗ  ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا  ۚ  وَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ
"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."(QS. Ali 'Imran : 14)
Dalam ayat diatas memang disebutkan bahwa manusia dibuat condong atau suka terhadap wanita, anak-anak, harta, kendataan yg bagus, dan hasil-hasil tanaman. Tidak ada manusia yg tidak menyukai lawan jenis, karena fitrahnya manusia akan suka dengan pasangannya. Bahkan jika tidak ada fitrahnya sebagai manusia hilang. Begitu juga dengan anak, orang tua pasti akan bangga dengan punya anak apalagi yg shalih, berprestasi dan comel menyenangkan jika dilihat. Bahkan banyak anak akan membuat orang tua senang. Begitu juga harta, manusia akan senang jika memiliki perbendaharaan harta yg banyak, bahkan saling berlomba-lomba dalam menunmpuk harta. Allah berfirman:
اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ ۗ ......
"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan. (QS. Al-Hadid: 20)
Dalam Quran pun juga disebutkan kisah Orang yg paling kaya, ada yg baik serta ada yg buruk. Pertama, kami kisahkan tentang yg buruk terlebih dahulu, yaitu Qarun. Dalam surat Al-Qasas ayat 76 dan seterusnya diceritakan kisah Qarun yg merupakan kaum Nabi Musa 'alaihissalam. Dikisahkan bahwa kekayaan Qarun yakni memiliki gudang-gudang harta yang kuncinya itu besar dan berat, bahkan harus dipikul oleh beberapa orang kuat kekar. Kuncinya saja besar lalu bagaimana hartanya, hal ini menunjukkan banyak dan besarnha harta Qarun.
Akan tetapi harta yg dimiliki Qarun tidak berkah, malah membuatnya sombong lalu berkata "Sengguhnya aku diberi harta itu, semata-mata karena ilmu yg ada padaku".
Akhirnya, karena Qarun sombong dan kufur maka Allah benamkan ia beserta hartanya. Bahkan harta yg banyak seperti itu Allah benamkan sebagai gambaran bahwa dunia ini tidak ada harganya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi)
Selanjutnya,  kekayaan tingkat tinggi.
a. Ghinun Qalbi (Kekayaan hati)
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hal ini sejalan dengan apa yg disampaikan Allah kepada Nabi Musa 'alaihissalam. Nabi Musa bertanya "Ya Rabb,  siapa hambaMu yg paling kaya? ". Allah ta'ala menjawab "Orang yg ridho dengan apa yg dimilikinya dan menganggap apa yg dimilikinya adalah yg terbaik"
Kita lihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun memiliki kekayaan ini. Kita mengetahui bahwa Rasulullah memiliki rumah yg sederhana, kadang hanya ada air dan kurma, bahkan pernah 3 hari kompornya tidak hidup yg artinya tidak ada makanan. Tapi beliau mengatakan :
بيتي جنتي
Rumahku surgaku
Sementara dari Jabir bin Abdullah radhiallahu 'anhu menceritakan bahwa ketika ia bertamu, Rasulullah shallalahu 'alaihi wasallam meminta lauk kepada istri-istrinya, lalu mereka menjawab, “Kita tidak punya apa-apa selain cuka.” Beliau menyuruh diambilkan (cuka itu), lalu beliau makan dengan cuka tersebut sambil bersabda, “Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka.” (HR Muslim).
Dari hadits tersebut dapat kita lihat bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat kaya hatinya dalam memiliki segala sesuatu. Bersyukurnya sangat luar biasa.
b. Ghinun nafsi (kekayaan nafsi)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
“Bukanlah kekayaan dengan banyaknya harta benda, akan tetapi kekayaan yang hakiki adalah kaya jiwa (hati).”
(HR Bukhari & Muslim)
Yang dimaksud dengan kaya jiwa adalah ridho dan cukup dengan apa yang ada pada dirinya. Ketika melihat orang lain memiliko tubuh yg lebih kekar dan sehat maka ia mencukupkan diri, ridho dan bersyukur dengan apa yg Allah berikan kepadanya. Seburuk-buruk keinginan adalah seorang menginginkan apa yg ada pada orang lain, dalam hal duniawi. Dan inilah tanda orang yg miskin jiwa.
c. Ghinun lillah (Kekayaan bersama Allah)
Inilah tingkat kekayaan yg paling tinggi. Apa maksud dari kaya bersama Allah yakni seorang merasa kaya ketika dengan Allah ta'ala. Nah, pada poin ini akan dijelaskan orang kaya yg baik pada Quran.  Ia bernama Nabi Sulaiman 'alaihissalam, yg memiliki istana yg indahnya tidak pernah dimiliki orang sebelumnya dan sesudahnya.  Dalam QS Shad ayat 31 dan seterusnya dikisahan Nabi Sulaiman 'alahissalam melihat kuda yg gagah maka dia memuji kuda tersebut sehingga menyababkan ia lalai dari dzikrullah. Lalu beliau memerintah pasukannya memanggil kembali kuda tersebut lalu disembelihnya kuda tersebut. Karena bagi Nabi Sulaiman 'alaihissalam kekayaan yg paling berharga adalah berdzikir kepada Allah.
MasyaAllah, sudah jelaslah bahwa keimanan kita tidak ada apa-apanya dengan keimanan para Nabi. Maka jangan melecehkan, meremehkan bahkan mencaci para Nabi. Semoga dengan ini semua, kita bisa menata hati, pikiran dan jiwa untuk siap menjadi orang terkaya di Dunia.
Wallahu a'lam
Faidah Kajian Akbar dari Ustadz Ade Hermansyah di Masjid Jami' Al-Umm Malang.  21 Rabi'ul awwal 1440H

dr. Kharisma Ridho H, S.Ked
Rabu, 21 Rabi'ul awwal 1440H

Rabu, 12 September 2018

Masa Muda Maksimalkan

Apa yg dibilang masa muda? Ibnu rajab al-hambali rahimahullahu menjelaskan bahwa masa muda mulai dari baligh sampai umur 40 tahun.

Sabtu, 08 September 2018

Jangan (mudah) Baper, Apalagi sama "Dia"

Orang yg beriman itu tidak berarti tidak akan diuji oleh Allah ta'ala. Makanya jangan baper jika diuji, apalagi bersu'udzhan.
Copyright © 2014 Qolbu Booster