Jika Aku Futur, Ingatkan Aku Sobat
Sobat, Jikalau Kamu Melihatku Futur, Raih tanganku, ajak aku menuju kebaikan
Memang hakikat iman itu naik dan turun. Iman akan naik jika
diiringi dengan ketaatan, dan iman akan turun jika terbelenggu dalam
kemaksiatan. Kadangkala kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
menghindari segala bentuk kemaksiata, akan tetapi ketika kita berada di
lingkungan yang tidak ada dzikrullah disana, maka akan diisi dengan
kesenangan-kesenangan hawa nafsu
Misalnya saja, kita berada di lingkungan kerja kita. Lalu
ada rekan kerja yang ngomongin orang lain, entah itu benar atau salah.
Mau tidak mau, telinga kita akan mendengar karena ga bisa kita
mengontrol agar telinga kita tidak menangkap suara dari sekitar kita.
Dan saat itulah iman kita berkurang dan syaithan akan bermain-main
dengan kita saat kita lemah iman.
Dan saat iman itu turun, itulah futur, kita akan mudah
tertangkap dalam jurang dosa dan terhenti dalam berbuat baik. Karenanya
carilah yang bisa membawamu kembali kepada kebaikan, entah itu teman,
keluarga, ustadz atau hal lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
”Setiap amalan memiliki rasa semangat (untk menjalankanya) dan di setiap
rasa semangat itu ada rasa futur. Barang siapa yg di masa futurnya dia
kembali kepada Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia mendapatkan hidayah,
dan barang siapa yg tidak kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, maka
sungguh dia telah binasa.”(HR.Ibnu Hibban)
Berbagai macam fitnah yang ada di dunia ini menyebabkan
seorang berubah dan tidak kokoh di atas kebenaran. Fitnah dunia, dulunya
dia tidak punya harta, begitu punya harta, terbuka sudah baginya dunia.
Yang dulunya masya Allah karena tidak punya harta, rajin datang ke
masjid. Sayang seribu sayang jika tujuannya adalah untuk mendapatkan
dunia, dan dia ketika telah mendapatkannya maka akhirnya terbuka pintu
dunia. Merambah kesana kemari, mendatangi tempat-tempat kemaksiatan,
wal'iyaudzu billah. Ini fitnah, fitnah para wanita dan fitnah jabatan.
Walhasil berbagai macam fitnah yang dapat menyebabkan berubahnya hati
seseorang.
Di antara sebab-sebab munculnya penyakit futur adalah sebagai berikut :
1). Hilangnya keikhlasan.
2). Lemahnya ilmu Syar’i.
3). Kecintaan hati yang besar kepada dunia dan banyak melupakan akhirat.
4). Fitnah (cobaan) yang melanda.
5). Hidup di tengah masyarakat atau lingkungan yang rusak.
6). Berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan yang lemah dalam meraih kebaikan.
7). Melakukan dosa serta memakan hal yang haram.
8). Tidak mempunyai tujuan yang jelas (baik dalam menuntut ilmu maupun berdakwah).
9). Lemahnya iman.
10). Menyendiri, dan tidak mau bergabung dengan saudara seiman yang lainnya, saling tolong menolong dalam kebaikan.
11). Lemahnya pendidikan (tarbiyyah) imaniyyah.
1). Hilangnya keikhlasan.
2). Lemahnya ilmu Syar’i.
3). Kecintaan hati yang besar kepada dunia dan banyak melupakan akhirat.
4). Fitnah (cobaan) yang melanda.
5). Hidup di tengah masyarakat atau lingkungan yang rusak.
6). Berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan yang lemah dalam meraih kebaikan.
7). Melakukan dosa serta memakan hal yang haram.
8). Tidak mempunyai tujuan yang jelas (baik dalam menuntut ilmu maupun berdakwah).
9). Lemahnya iman.
10). Menyendiri, dan tidak mau bergabung dengan saudara seiman yang lainnya, saling tolong menolong dalam kebaikan.
11). Lemahnya pendidikan (tarbiyyah) imaniyyah.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin pernah ditanya, “Banyak
penuntut ilmu agama yang lemah tekadnya dan futur dalam menuntut ilmu.
Sarana apa saja yang dapat membangkitkan tekad dan semangat dalam
menuntut ilmu?“. Beliau menjawab: “Dha’ful himmah (tekad yang
lemah) dalam menuntut ilmu agama (Islam) adalah salah satu musibah yang
besar. Untuk mengatasi ini ada beberapa hal:
1. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah ‘Azza Wa Jalla dalam menuntut ilmu
Niat dalam melakukan suatu perbuatan (yang baik) tentunya
harus ikhlas untuk Allah semata. Keikhlasan suatu niat sangat
berpengaruh pada amalan-amalan yang kita lakukan. Jika seseorang ikhlas
dalam menuntut ilmu, ia akan memahami bahwa amalan menuntut ilmu yang ia
lakukan itu akan diganjar pahala. Kemudian, dengan mengikhlaskan niat
tersebut seseorang akan bearada pada tingkatan yang ketiga dari umat
ini, lalu dengan itu semangatnya pun akan bangkit.
Allah ta'ala berfirman :
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”. (QS. An Nisa: 69)
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”. (QS. An Nisa: 69)
2. Selalu bersama dengan teman-teman yang semangat dalam menuntut ilmu
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh pada diri kita. Teman turut membentuk karakter seseorang. Oleh karena itu dalam berteman hendaknya kita memilih teman-teman yang mampu mengantarkan kepada kebaikan. Teman-teman yang demikian dapat membantu kita dalam berdiskusi dan meneliti masalah agama. Jangan condong untuk meninggalkan kebersamaan bersama mereka selama mereka senantiasa membantu dalam menuntut ilmu.
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh pada diri kita. Teman turut membentuk karakter seseorang. Oleh karena itu dalam berteman hendaknya kita memilih teman-teman yang mampu mengantarkan kepada kebaikan. Teman-teman yang demikian dapat membantu kita dalam berdiskusi dan meneliti masalah agama. Jangan condong untuk meninggalkan kebersamaan bersama mereka selama mereka senantiasa membantu dalam menuntut ilmu.
3. Bersabar, yaitu ketika jiwa mengajak untuk berpaling dari ilmu
Kesabaran akan mengantarkan kita kembali kepada ilmu dan
kebaikan-kebaikan. Oleh karena itu, hendaknya kita terus berusaha
bersabar agar penyakit futur itu segera hilang. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang beribadah kepada Tuhan mereka di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini” (QS. Al Kahfi: 28).
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang beribadah kepada Tuhan mereka di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini” (QS. Al Kahfi: 28).
Sehingga, dimanapun kerjamu, serusak apapun lingkungan
dimana kamu berada, kembalilah atau carilah teman yang memiliki ghirah
(semangat) dalam menuntut ilmu agama yang tinggi. Niscaya jika kamu
memiliki penguat iman seperti mereka, maka nasihat tentang kebaikan akan
selalu menghiasi ukhuwah. Jika kamu melakukan keburukan, maka dia akan
mengingatkan dan membantumu keluar dari masalah tersebut.
Dan jangan lupa untuk memohon kepada Allah agar dikokohkan
imanmu serta diteguhkan hatimu pada agama, karena dengan begitu maka
nalarmu akan sehat akalmu akan berjalan dengan baik. Ada salah satu
redaksi doa yang dibaca Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar
istiqamah :
يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Wahai Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkan hatiku diatas agama-Mu. (HR. Trmidzi)
يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Wahai Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkan hatiku diatas agama-Mu. (HR. Trmidzi)
Wallahu a'lam
Akhukum Kharisma Ridho Husodo
Senin, 2 Rajab 1439H
0 komentar:
Posting Komentar