Kebaikan yang tidak sebanding
Secara logika, semakin banyak orang maka urusan semakin mudah. Akan tetapi kenyataan ini tidak bisa di semua tempat.
Contohnya adalah hubungan kita dengan orang yang paling sayang dengan kita sayangi. Mereka ialah orang tua.
Faktanya, ketika kita kecil orang tua kita bisa merawat kita dengan baik. Dari mulai lahir sampai kita bisa mandiri. Membiayai kehidupan kita mulai dari biaya kesehatan, biaya makan dan minum bahkan juga biaya sekolah. Mereka tidak takut akan miskin ketika menghidupi anaknya.
Akan tetapi kebalikannya adalah kita sebagai anak, bahkan jumlah kita lebih banyak dibandingkan mereka, belum tentu sanggup merawat mereka. Padahal bisa jadi harta anak-anaknya lebih dari harta orang tua akan tetapi mereka enggan enggan mengeluarkannya untuk merawat orang tua. Jangankan bicara soal biaya, waktu aja mungkin kita perlu berfikir 2 kali untuk menyediakannya bersama orang tua kita. Sungguh ini adalah suatu hal yang memalukan sebagai anak. Karena kita terlalu sibuk berbaik-baik dengan orang lain padahal jasa dan kebaikan orang lain tidak sebesar jasa orang tua kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Seorang anak tidak dapat membalas budi kedua orang tuanya kecuali jika dia menemukannya dalam keadaan diperbudak, lalu dia membelinya kemudian membebaskannya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Demi Allah, seberapa uang yang kamu keluarkan untuk orang tuamu, seberapa banyak kebaikanmu untuk orang tuamu, tidak akan bisa menggantikan kebaikan IBU dan BAPAKMU kepadamu. Maka jagalah pintu surga ini, pintu surga yang paling dekat denganmu.
Coba simak kisah dari seorang sahabat nabi. Dari Abi Burdah, ia melihat melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu bersenandung,
"Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari."
Orang itu lalu berkata, “Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, walaupun setarik nafas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” Beliau lalu thawaf dan shalat dua raka’at pada maqam Ibrahim lalu berkata, “Wahai Ibnu Abi Musa (Abu Burdah), sesungguhnya setiap dua raka’at (pada makam Ibrahim) akan menghapuskan berbagai dosa yang diperbuat sesudahnya.” (HR Bukhari)
Lihatlah, seberapa banding kebaikan kita dengan sahabat nabi terhadap orang tua. Itu saja belum bisa membalas kebaikan orang tua kita. Maka sudah kewajiban bagi setiap insan untuk bertaqwa dan berbuat baik terhadap orang tua kita.
Wallahu a'lam bish showab
Penyusun : Kharisma Ridho Husodo
@ Kota Batu, 23 Dzulhijjah 1437
Tim @medislam_
0 komentar:
Posting Komentar