Inilah Rahmat Allah dalam ciptaan-Nya, Lebah
Lebah adalah ciptaan Allah yang memiliki keutamaan
luar biasa. Mulai dari minuman yang dikeluarkan yaitu madu, sengatnya,
propolisnya dan masih banyak lagi produk kesehatan yang dibuat dari madu.
Allah ta’ala berfirman :
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ
ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ
لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya : Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan. (QS An-Nahl : 69)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya :
Firman Allah azza wa jalla:
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia
Maksudnya, dengan
berbagai macam warnanya, ada yang putih, kuning, merah dan warna-warna lainnya
yang indah sesuai dengan tempat peternakan dan makanannya.
Firman Allah azza wa
jalla :
di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia
Di dalam madu terdapat
obat penawar yang mujarab bagi manusia untuk menyembuhkan berbagai jenis
penyakit yang dialami mereka. Dalil tersebut menunjukkan dhammir ه pada فيه yang
dimaksud kembali ke madu.
Hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam kitab Ash-shahihain dari Abu Sa’id al-Khudri rahimahullah :
Bahwasanya ada seseorang yang datang kepada Rasulullah
shallallahu ‘alahi wasallam, lalu orang itu berkata “Sesungguhnya saudaraku
sakit perut”. Maka beliau bersabda “Berilah dia minum madu”. Kemudian orang itu
pergi dan memberinya minum madu. Setelah itu orang itu datang dan berkata “Ya
Rasulullah, aku telah memberinya madu dan tidak berekasi kecuali bertambah
parah”. Maka beliau berkata “Pergi dan beri dia minum madu lagi”. Kemudian
orang itu pergi dan memberinya minum madu. Setelah itu orang itu datang lagi
dan berkata “Ya Rasulullah, dia semakin bertambah parah”. Maka Rasulullah shallallahu
‘alahi wasallam “Maha Benar Allah dan perut saudaramu yang berdusta. Pergi dan
berilah dia minum madu.” Kemudian dia pergi dan memberinya minum madu hingga
akhirnya saudaranya itu sembuh.
Ilmu kedokteran
menjelaskan bahwa : “Pada perut orang terdapat banyak endapan sisa-sisa makanan
dan setelah diberi asupan madu maka endapan kotoran itu terlepas dan segera
tergolong keluar sehingga hal itu membuat perutnya bertambah sakit. Tapi pada
hadits diatas orang badui berpikir hal itu mengakibatkan keparahan, padahal
madu itu sangat bermanfaat bagi saudaranya. Ketika madu itu semakin mendorong
sisa sisa makanan yang membahayakan bahan, perutnya bertahan dan tekanannya pun
menjadi normal sehingga semua penyakit terdorong keluar berkat petunjuk
Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam yang mendapat wahyu dari Rabb-Nya.
Penjelasan ini
dikaitkan dengan fungsi madu sebagai anti-oksidan. Schramm et al (2003) mempublikasikan
jurnal yang berjudul “Honey with high levels of antioxidants
can provide protection to healthy human subjects”. Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa efek antioksidan dari
madu berrsifat bioavailable dan dapat meningkatkan aktivitas antioksidan di
dalam tubuh sehingga madu dapat memberikan pertahanan melawan stress oksidatif
dan mampu melindungi manusia dari stress oksidatif.
Ibnu katsir juga
menjelaskan :
Dari Ibnu ‘Abbas
mengabarkan, Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda :
“Kesembuhan itu ada
pada tiga hal, yaitu pada pembekaman, pada minum madu, atau pada pembakaran
dengan api. Aku melarang umatku dari kayy (pengobatan dengan cara pembakaran). (HR Bukhari)
Molan (2001), dalam
jurnalnya yang berjudul Why Honey is effective as a medicince, menyebutkan bahwa madu memiliki kemampuannya
sebagai antibakteri, meningkatkan sistem imun, memiliki anti-inflamasi,
memiliki aktioksidan, menstimulasi pertumbuhan sel, dan masih banyak lagi yang
masih belum diketemukan.
Ibnu Katsir berkata :
Firman-Nya yaitu “Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang memikirkan”. Maksudnya, sesungguhnya pemberian ilham oleh
Allah kepada hewan-hewan yang bertubuh lemah itu untuk berjalan menelursuri
hutan belantara dan mengambil dari seluruh buah-buahan, lalu mengumpulkannya
untuk dibuat sarang dan madu, yang ini merupakan sesuatu yang sangat baik, dan
ini adalah tanda-tanda kekuasaan bagi Allah bagi orang-orang yang memikirkan
keagungan yang menciptakan.
Sebagaimana di dalam tafsir
Asy-syaukani dan Al-Qurthubi dijelaskan bahwa Sesungguhnya yang disebutkan
dalam perkara lebah ini merupakan suatu keajaiban dari salah satu ciptaannya,
bahwa perkara lebah merupakan perkara yang paling ajaib, aneh, dalam
(tabiatnya) dan mengandung hikmah bagi orang-orang yang berfikir.
Sehingga disini Allah
telah mengisyaratkan bahwa terdapat banyak manfaat yang dapat diambil dari
lebah selain madu mulai dari sarangnya, sengatnya, dan lainnya. InsyaaAllaah
pada selanjutnya akan dijelaskan manfaat lebah dari sengat. Biidznillah
Wallahu a’lam
Akhukum Kharisma Ridho
Husodo
Senin, 10 Rajab 1437H
Pustaka :
1.
Ibnu Katsir. 2003. Tafsir
Ibnu Katsir Jilid 5 : Tahqiq Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq. Bogor
: Pustaka Imam Syafi’i
2.
Schramm DD, Karim M,
Schrader HR, Holt RR, Cardetti M dan Keen CL. 2003. Honey with high levels of
antioxidants can provide protection to healthy human subjects. J Agric Food
Chem., Vol 12;51(6):1732-5
3.
Molan P. 2001. Why honey is
effective as a medicine. Bee world, 82(1) : 22-40
4.
Al-Qurthubi (Abu Abdillah
Muhammad bin Ahmad Al-Qurthubi), tahqiq Abdur Razzaq Al-Mahdi. 715 M (136 H). Tafsir
Al-Qurthubi. Darul Ihya At-Turats Al-„Arabi: Beirut. Vol 10.
5.
Asy-Syaukani (Imam Muhammad
bin Ali bin Muhammad Asy-Syaukani). 2007. Fathul Qodir Al- Jami’ Baina
Fannai Ar-Riwayah wa Ad-Diroyah min Ilmi At-Tafsir. Darul Ma‟rifah: Beirut
Lebanon. Vol.3. Hal: 251.
0 komentar:
Posting Komentar